Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah telah menandatangani 11 perjanjian lintas sektor. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas regional dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan di Surabaya bahwa kolaborasi ini mencakup perdagangan, industri, ketahanan pangan, pertanian, peternakan, ketenagakerjaan, dan pengembangan BUMD serta UMKM.
Dia menekankan pentingnya kemitraan ini, dengan mencatat bahwa banyak sektor unggulan di kedua provinsi saling melengkapi. Parawansa optimis bahwa sinergi ini akan membantu memaksimalkan potensi ekonomi besar Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Gubernur juga menekankan perlunya implementasi yang cepat dari perjanjian ini. Dia memberi contoh seperti pasokan susu dan tembakau rajangan dari Jawa Timur ke Jawa Tengah, serta permintaan untuk gula merah dan gula kristal yang bersumber dari Jawa Tengah.
Parawansa menambahkan bahwa Jawa Timur dan Jawa Tengah memiliki konektivitas yang kuat. Dia menekankan bahwa unsur strategis mereka tidak hanya terhubung secara institusional, tetapi juga melalui kepentingan bersama dalam memajukan pembangunan ekonomi dan regional.
Dia lebih lanjut menekankan bahwa kolaborasi dalam pendidikan sama pentingnya untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini menyoroti pentingnya memperkuat sumber daya manusia dari tahap awal.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dia menggambarkan kolaborasi ini sebagai langkah nyata menuju penguatan ekonomi regional dan membangun jaringan industri antar daerah.
Di akhir pertemuan, Ganjar mengundang Parawansa untuk melakukan kunjungan balasan ke Jawa Tengah guna memperdalam kerjasama dan memupuk hubungan antar daerah yang lebih kuat.
“Kami berharap kemitraan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak berakhir di sini, tetapi akan terus berkembang dan memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat kedua provinsi,” ujarnya.