Jumat, 24 Oktober 2025 – 21:39 WIB
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia sekarang mengambil langkah lebih maju dalam usaha memajukan kebudayaan di era digital dengan meluncurkan Budaya Go! Kompetisi Inovasi Digital Budaya Indonesia. Program ini menjadi wadah bagi generasi muda dan profesional untuk menjembatani dunia budaya dan teknologi, serta mendorong lahirnya inovasi yang bisa membawa warisan budaya ke masa depan.
Baca Juga :
Ada Mobil Listrik yang Bisa Isi Daya dari Cahaya Matahari
Peluncuran program ini diadakan di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kementerian Kebudayaan RI, Senayan, Jakarta. Acara peluncuran ini juga dihadiri oleh berbagai pihak dari pejabat kementerian, komunitas budaya, akademisi, pengembang teknologi, sampai mahasiswa dari berbagai daerah. Momen ini juga sekaligus menandai dibukanya pendaftaran kompetisi untuk dua kategori, yaitu mahasiswa dan profesional dari seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari peluncuran, diadakan sesi diskusi inspiratif bertajuk “Titik Temu Budaya dan Teknologi”, yang menghadirkan Basuki Teguh Yuwono, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Sejarah dan Perlindungan Warisan Budaya, serta Shinta Dhanuwardoyo, pendiri Bubu.com dan salah satu pionir ekosistem digital Indonesia. Dialog ini membahas bagaimana budaya dan teknologi bisa saling melengkapi dan memperkuat di tengah perubahan zaman.
Baca Juga :
Presiden Lula Ingin Perkuat Kerjasama dengan RI di Bidang Teknologi
Basuki menekankan pentingnya menempatkan teknologi sebagai bagian strategis dalam pengembangan budaya nasional.
“Teknologi bukan cuma alat bantu, tapi adalah bagian dari media kebudayaan itu sendiri. Teknologi harus menjadi jembatan yang menghubungkan warisan budaya dengan masa depan, tanpa menghilangkan makna dan nilai tradisinya,” ujarnya.
Baca Juga :
Prabowo Ingin Santri di Indonesia Dibekali Ilmu Teknologi dan Ekonomi
Dia mencontohkan bagaimana wayang dan keris bisa bertahan selama berabad-abad karena terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Menurutnya, dokumentasi dan digitalisasi kedua warisan itu membuktikan bahwa teknologi bisa memperkuat nilai budaya, bukan mengikisnya.
“Wayang tidak pernah mati karena terus menemukan bentuk baru. Begitu juga keris,” tambahnya.
Basuki juga menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci. Dunia budaya, akademisi, dan inovator digital harus saling bersinergi supaya kebudayaan Indonesia mampu menjangkau dunia.
“Kita tidak bisa jalan sendiri. Dunia kebudayaan harus menggandeng dunia teknologi, karena sinergi inilah yang akan melahirkan inovasi dan memperluas jangkauan budaya Indonesia di tingkat global,” ujarnya.