Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa Kecerdasan Buatan (AI) mendorong efisiensi dan produktivitas yang lebih besar di sektor industri Indonesia, membantu perusahaan meningkatkan daya saing dan pertumbuhan pendapatan secara signifikan.
“Yang biasanya dilihat perusahaan adalah peningkatan pendapatan, karena menggunakan teknologi lebih efisien, oleh karena itu produk lebih kompetitif, yang mengarah ke peningkatan pendapatan,” kata Kartasasmita dalam sebuah acara terkait AI di Jakarta, Kamis.
Dia menekankan bahwa transformasi digital di sektor industri sangat penting untuk mencapai manfaat produksi dan efisiensi, dan menambahkan bahwa “Perusahaan yang mengadopsi teknologi akan meningkatkan hubungan antara perusahaan dan pelanggan.”
Kementerian Perindustrian secara aktif mendorong transformasi ini, bermitra dengan 29 perusahaan dalam program **Menara Api** Nasional untuk memajukan peta jalan Making Indonesia 4.0.
Menurut Kartasasmita, teknologi berbasis AI telah meningkatkan akurasi secara dramatis dalam memprediksi kebutuhan bahan baku, memungkinkan pengadaan yang lebih tepat dan pengumpulan data logistik yang lebih cepat antara pabrik dan kantor pusat.
“Distribusi juga dapat diprediksi, artinya logistik bisa diprediksi. Selain itu, aliran data dalam proses produksi, baik di pabrik maupun di kantor pusat, serta di seluruh departemen dalam pabrik, dapat dipercepat dengan teknologi, khususnya teknologi berbasis AI,” jelas Kartasasmita.
Dia menekankan bahwa di era ini, AI tidak lagi dianggap sebagai tren tetapi sebagai alat yang diperlukan, terutama di industri manufaktur. “Mempertimbangkan AI dalam teknologi Industry 4.0 sangat penting di sektor industri,” catatnya.
Namun, menteri mengingatkan bahwa kesuksesan transformasi berbasis AI tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi atau kualitas algoritma.
“Itu tergantung pada kesiapan sumber daya manusia, budaya organisasi yang mendukung inovasi, dan tata kelola proses bisnis yang efektif serta adaptif,” tuturnya.
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025