Saham telekomunikasi menunjukkan performa yang bagus di kuartal ini. Investor banyak menaruh uang mereka di perusahaan yang stabil dan fokus pada pendapatan, terutama sebelum musim laporan keuangan. Perusahaan telekomunikasi tradisional sudah naik rata-rata 14.3% sejak laporan terakhir. Pengeluaran untuk telekomunikasi di seluruh dunia juga diperkirakan akan naik sekitar 4% tahun ini, mencapai sekitar $1.42 triliun. Ini menunjukan permintaan untuk konektivitas dan upgrade jaringan yang stabil.
Kepercayaan ini membuat AT&T Inc. (T) banyak diperhatikan. Perusahaan ini menawarkan dividen sebesar 4.25% dan akan merilis hasil kuartal ketiga pada 22 Oktober. Kebanyakan analis memperkirakan profit akan turun 10% dibanding tahun lalu, tapi mereka lebih fokus pada pertumbuhan di layanan nirkabel dan fiber yang bisa menutupi penurunan di bisnis lama. AT&T juga telah melampaui perkiraan Wall Street di tiga dari empat kuartal terakhir.
Dengan saham telekomunikasi lain yang bagus dan laporan AT&T yang sebentar lagi, apakah ini saat yang tepat untuk beli saham bagi investor dividen sebelum tanggal 22 Oktober? Mari kita lihat lebih dekat.
AT&T adalah perusahaan telekomunikasi besar di Amerika yang fokus pada layanan nirkabel dan broadband. Perusahaan ini terbentuk dari pemisahan Bell System tahun 1982 dan penggabungan kembali pada tahun 90-an. Bisnisnya bergantung pada pendapatan berulang dari pelanggan ponsel dan internet, didukung oleh infrastruktur jaringan yang besar dan jangkauan nasional.
Dalam satu tahun terakhir, saham T telah naik 18.76% dan naik 13.86% sejak awal tahun. Ini menunjukkan peningkatan yang stabil seiring manajemen yang lebih ketat dan peningkatan arus kas.
Saham ini diperdagangkan pada forward P/E 12.83x, lebih rendah dari rata-rata sektor 13.98x. Ini menandakan investor masih melihat ada risiko eksekusi meskipun bisnisnya semakin stabil.
Day tarik utamanya tetap potensi pendapatannya. AT&T membayar dividen tahunan $1.11, memberikan yield 4.21%, jauh di atas rata-rata sektor 2.62%. Dividen kuartal terakhir sebesar $0.278, yang dibayar pada 10 Oktober, masih dalam rasio pembayaran 50.11%.
Hasil terakhir perusahaan mendukung cerita ini. Di Q2, pendapatannya $30.8 miliar, dengan EPS $0.62 dibanding $0.49 tahun sebelumnya. Pendapatan operasi mencapai $6.5 miliar, sementara pendapatan bersih $4.9 miliar, didukung oleh EBITDA yang disesuaikan sebesar $11.7 miliar.
Arus kasnya solid, dengan $9.8 miliar dari operasi dan $4.4 miliar arus kas bebas, naik dari $4.0 miliar tahun lalu. AT&T menghabiskan $4.9 miliar untuk belanja modal dan $1.0 miliar untuk pembelian kembali saham. Secara operasional, mereka menambah 401,000 pelanggan pasca bayar dan berhasil menjaga churn rate rendah di 0.87%.
Pendapatan dari Mobility tumbuh 3.5% menjadi $16.9 miliar, sementara fiber dan Internet Air menambah 446,000 koneksi baru. Ini mendongkrak pendapatan fiber broadband hampir 19% menjadi $2.1 miliar. Penjualan sisa saham 70% di DIRECTV pada Juli lalu menyederhanakan operasi dan membebaskan lebih banyak sumber daya untuk inisiatif 5G dan fiber.
AT&T dan Boldyn Networks telah meluncurkan layanan seluler di terowongan bawah air bersejarah Joralemon Street di New York. Selanjutnya adalah jalur G, yang akan menghubungkan penumpang dari Court Square di Queens ke Hoyt-Schermerhorn di Brooklyn. AT&T adalah operator pertama yang memberikan layanan di terunongan ini.
Selain itu, perusahaan telah meluncurkan kemitraan baru dengan Gigs untuk mengubah cara orang mendapatkan paket telepon. Platform ini memungkinkan merek teknologi menyematkan paket ponsel langsung di aplikasi mereka. Klarna (KLAR) adalah partner pertama.
AT&T juga berinvestasi dalam program komunitas. Melalui kolaborasi $725,000 dengan Digitunity, kelompok lokal di Arkansas, Mississippi, dan Louisiana akan membantu sekitar 13,200 orang mendapatkan akses ke komputer, internet, dan pelatihan keterampilan digital.
Di sisi bisnis, AT&T mengembangkan penawarannya dengan alat RingCX dan RingSense baru. Solusi berbasis AI ini membantu perusahaan mengelola panggilan pelanggan, menganalisis umpan balik, dan melatih tim layanan dengan lebih efektif.
AT&T memperkirakan pendapatan layanan 2025 akan naik sedikit, dengan pendapatan mobility tumbuh sekitar 3% atau lebih dan broadband fiber konsumen naik di kisaran belasan persen tengah hingga tinggi. Perusahaan berencana menghabiskan antara $22 miliar dan $22.5 miliar tahun ini dan masih menghasilkan sekitar $16 miliar arus kas bebas.
Sentimen analis sangat positif sebelum rilis laporan keuangan. Pada 16 Oktober, Laurent Yoon dari Bernstein mengulangi peringkat “Beli” dengan target harga $32. Dia menekankan bahwa pasar masih meremehkan kemampuan AT&T.
Citi’s Michael Rollins juga mempertahankan rekomendasi “Beli” pada 8 Oktober, mengharapkan kuartal yang stabil lagi yang menyoroti kuatnya arus kas. Wells Fargo’s Eric Luebchow mengikuti pada 17 Oktober dengan “Beli” dan target $29.
Secara keseluruhan, 30 analis memberi peringkat “Moderate Buy” pada saham tersebut, dengan target harga rata-rata $30.65. Itu berarti dari level saat ini sekitar $26, diperkirakan ada potensi kenaikan 18%.
Bagi investor pendapatan yang mempertimbangkan waktu, persiapan AT&T menuju laporan 22 Oktober terlihat semakin konstruktif. Perusahaan ini mungkin tidak menjanjikan pertumbuhan tinggi, tetapi kombinasi dari eksekusi yang konsisten, yield 4.25%, peningkatan arus kas bebas, dan disiplin modal yang terlihat menjadikannya pilihan dividen yang stabil di antara perusahaan telekomunikasi besar. Jika hasil kuartalan memperkuat margin yang stabil dan momentum fiber yang meningkat, saham ini kemungkinan besar akan terus naik menuju akhir tahun.
www.barchart.com
Pada tanggal publikasi, Ebube Jones tidak memiliki posisi di sekuritas yang disebut dalam artikel ini. Semua informasi dan data dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasional. Artikel ini awalnya diterbitkan di Barchart.com.