Perwira Cadangan Druze Dihiasi Dijuluki ‘Teroris Nukhba’ dalam Upacara TNI

“Saya dihina di depan semua orang,” ujar seorang prajurit cadangan Druze yang menggugat seorang komandan AU setelah ia disamakan dengan seorang teroris dalam suatu acara militer.

Seorang prajurit cadangan Druze mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap seorang perwira tinggi Angkatan Udara Israel, dengan dalih bahwa ia dipermalukan di muka umum selama upacara penganugerahan pangkat di Pangkalan AU Tel Nof, demikian dilaporkan N12 News pada Rabu.

Berdasarkan dokumen pengadilan, Sersan Mayor (cad.) Amal Atila, yang bertugas selama 212 hari dalam Operasi Pedang Besi, mengklaim bahwa sang perwira berkata kepadanya, “Kamu mirip seperti teroris Nukhba,” saat menganugerahinya pangkat barunya pada Mei 2024, catat N12.

Komentar tersebut konon diucapkan di hadapan sekitar 30 prajurit dan memancing gelak tawa dari yang hadir.

“Saya syok. Saya merasa seperti orang yang paling terhina di dunia,” kata Atila kepada media Israel tersebut. “Saya menundukkan kepala dan merasa malu. Awalnya, saya pikir saya salah dengar, tapi kemudian saya sadar bahwa tidak. Semua orang tertawa.”

Atila, yang bekerja sebagai penjaga keamanan di Gush Etzion, menyatakan bahwa ucapan itu terasa amat pedih mengingat upayanya yang terus-menerus untuk melindungi warga sipil Israel.

Penerbang pesawat tempur Angkatan Udara Israel bersiap untuk menyerang target nuklir Iran, 15 Juni 2025 (kredit: IDF SPOKESPERSON’S UNIT)

“Menyebut saya teroris Nukhba itu tidak masuk akal,” ujarnya. “Dalam keseharian, sayalah yang melindungi negara ini. Saya mencintainya sepenuh hati. Saya bahkan memiliki tato bendera Israel di lengan.”

Reaksi dari rekan-rekannya, kata Atila, memperdalam rasa penghinaan itu.

“Semua kawan yang ada di sana tertawa. Semua orang melihatnya, dan tak seorang pun berkata apa-apa kepadanya. Hanya segelintir kecil yang menghubungi saya secara pribadi setelahnya,” katanya kepada N12.

MEMBACA  Pengadilan Spanyol meminta Carles Puigdemont, separatis Catalan yang buron, untuk memberikan kesaksian dalam penyelidikan terorisme

Sebagai seorang prajurit cadangan yang berprestasi, Atila dua kali menerima penghargaan Prajurit Terunggul di Pangkalan selama masa dinasnya. Sejak insiden itu, ia mengaku menolak mengenakan pangkat barunya.

‘Itu luka yang sangat dalam’

“Jadi, mengapa bagi dia saya terlihat seperti teroris Nukhba?” tanyanya kepada N12. “Saya tidak mau mengenakan pangkat itu sejak saat itu. Itu luka yang sangat dalam.”

Setelah menanyai sang perwira tentang komentar tersebut, Atila mengatakan bahwa ia diberi tahu itu hanyalah “sebuah lelucon.”

“Orang lain juga mengatakan hal yang sama,” kata Atila. “Tapi bagaimana perasaan mereka jika mereka satu-satunya orang Druze dalam kelompok itu dan diasingkan seperti itu? Apakah mereka masih menganggapnya lucu?”

Meskipun sang perwira kemudian menawarkan permintaan maaf secara pribadi, Atila menyatakan bahwa hal itu belum cukup.

“Setelah upacara, dia mendatangi saya dan meminta maaf, tapi hanya secara pribadi, tidak di depan semua orang,” katanya kepada N12. “Sebagaimana ia mengejek saya di muka umum, seharusnya ia juga meminta maaf di muka umum.”

Selama perang, Atila bertugas sebagai teknisi bahan bakar yang mendukung serangan AU di Iran dan Lebanon.

“Tugas saya sangat krusial. Kita ingin memenangkan perang, bukan kalah. Saya adalah bagian dari upaya itu. Saya mengisi bahan bakar selama semua serangan di Iran dan Lebanon,” ujarnya.

Melalui Kantor Hukum Shimon Haan, Atila menuntut ganti rugi sebesar 150.000 NIS atas kerugian terhadap harga diri dan reputasinya.

Pengacara Nimrod Haan, yang mewakili Atila, menyebut insiden ini sebagai salah satu ucapan paling merendahkan dan menghina yang pernah dialamatkan kepada seorang prajurit Druze yang setia.

“Perbandingan yang tak tertahankan ini dengan teroris pembunuh menyentuh inti terdalam dari kemitraan antara komunitas Druze dan Negara Israel,” kata Haan. “Pengadilan harus menyampaikan pesan yang jelas dan tegas bahwa pernyataan seperti ini tidak akan ditoleransi.”

MEMBACA  Rebo Wekasan: Asal-Usul dan Hukum Amalannya dalam Islam

Atila mengatakan kepada N12 bahwa ia berharap IDF menangani insiden ini dengan serius dan mengambil langkah untuk mencegah kasus serupa di masa depan.