Menurut penulis drama televisi baru, para anggota komunitas seni yang bersimpati pada Israel diperlakukan “pada dasarnya seperti seorang Nazi.”
David Ireland menyatakan bahwa situasi di Israel dan Gaza merupakan hal yang “mustahil untuk dibicarakan” bagi beberapa orang yang bekarya di bidang seni.
Ireland adalah penulis di balik thriller kriminal ITV, *Coldwater*, yang dibintangi Eve Myles dan Andrew Lincoln, serta *The Fifth Step*, sebuah sandiwara yang dibintangi Jack Louden dan Martin Freeman yang pernah dipentaskan di Soho Place, London.
Lahir di Belfast, Ireland mengungkapkan adanya kedekatan alami antara komunitas unionis di Irlandia Utara dengan Israel.
“Ini mungkin tentang perasaan terkepung.”
“Perasaan dibenci oleh dunia, disalahpahami oleh dunia, serta sikap membangkang karenanya,” tuturnya kepada The State of Us podcast.
‘Seluruh Dunia Menjadi Semakin Mirip Irlandia Utara’
Ireland saat ini sedang mengerjakan sebuah sandiwara tentang Timur Tengah, melalui sudut pandang Irlandia Utara.
“Ini berawal dari percakapan dengan seorang teman saya dari London, dan dia berdarah Yahudi. Saya bercerita tentang bagaimana orang-orang di Irlandia Utara, khususnya kaum Protestan… kaum unionis merasa memiliki kedekatan dengan Israel.”
“Dia merasa ini menarik karena sebelumnya tidak mengetahui hal tersebut. Kami pikir ini bisa menjadi dasar yang menarik untuk sebuah lakon.”
Banyak kaum unionis di Irlandia Utara yang secara tradisional mendukung Israel, dan bukanlah hal yang jarang melihat bendera Israel berkibar di kawasan-kawasan yang didominasi unionis.
Sementara itu, bendera Palestina sering terlihat di kawasan-kawasan nasionalis di Irlandia Utara.
Ireland mengatakan sandiwara tersebut mengenai betapa sulitnya membicarakan agama atau politik.
“Ketika saya tumbuh besar di Irlandia Utara, ada budaya [di mana] kamu tidak membicarakan hal-hal tertentu. Dalam pergaulan yang sopan, kamu tidak pernah membicarakan agama atau politik.”
“Saat ini segalanya sangat terpolarisasi, sangat memanas, ada begitu banyak topik yang sensitif dan isu-isu yang pelik. Saya merasa seakan-akan seluruh dunia menjadi seperti Irlandia Utara dulu ketika saya masih kecil.”
Ireland teringat bendera-bendera Israel dikibarkan di tiang-tiang lampu ketika ia masih kecil.
“Ayah tiriku sangat pro-Israel dan sangat filosemitik, dan beliau jelas menurunkan pandangan itu padaku.”
“Itu sangat terkait dengan pembelajaran tentang Holokaus, dan pendirian negara Israel.”
Kini ia tinggal di Skotlandia bersama istri dan anak-anaknya yang masih kecil, namun mengaku merasa paling nyaman ketika berada di Irlandia Utara.
“Aneh, saya merasa tidak nyaman ketika berada di luar bagian-bagian tertentu dari Irlandia Utara, meskipun saya tinggal di Glasgow.”
Dia mengatakan merasa paling tenang ketika kembali ke kawasan-kawasan yang tradisionalis loyalis seperti Belfast timur.
“Saya merasa paling nyaman ketika berada di Newtownards Road, meskipun sekarang saya hanya melihatnya sekali setiap dua tahun. Begitu saya di sana, saya merasa bisa bernapas lebih lega.”
“Saya bepergian ke seluruh dunia, saya merasakan ketidaknyamanan dan kecemasan ini di mana pun saya berada, satu-satunya tempat yang membuat saya merasa aman adalah tempat-tempat seperti Ballybeen, yang ironis, karena sebenarnya saya mungkin paling tidak aman di sana.”
‘Saya Sudah Berhenti Menonton Berita’
Ketika ditanya apakah gambar-gambar terkini dari perang di Timur Tengah telah mengubah persepsinya tentang Israel, Ireland menjawab bahwa dia telah “berhenti menoton berita”.
“Ada persepsi di kalangan seni bahwa jika Anda memiliki simpati sedikit saja terhadap Israel, maka Anda pada dasarnya adalah seorang Nazi. Jadi, ini agak sulit untuk dibicarakan.”
“Tetapi ada banyak orang yang merasakan hal tersebut. Saya cenderung tidak sependapat dengan kebanyakan orang di dunia seni mengenai berbagai hal.”
Sandiwaranya, *The Fifth Step*, akan tayang di bioskop-bioskop di Irlandia Utara sebagai bagian dari National Theatre Live pada 27 November.