Sekitar seminggu yang lalu, dalam sebuah wawancara dengan New York Times, miliarder CEO Salesforce Marc Benioff menyatakan kesetujuannya dengan upaya Presiden Trump untuk mengirimkan unit Garda Nasional guna ‘memerangi kejahatan’ di kota-kota AS. Khususnya, Benioff terkesan menyarankan bahwa, seiring berlangsungnya konferensi Dreamforce tahunan perusahaannya, sedikit ketertiban berbasis militer di kota mungkin dapat berguna (“Kami tidak memiliki cukup polisi, jadi jika mereka dapat menjadi polisi, saya mendukungnya,” ujarnya kepada koran tersebut). Sejak itu, dia mendapat kritik dari berbagai penjuru.
Tak lama setelah komentar Benioff, venture capitalist terkaya Ron Conway, yang telah lama menjadi anggota dewan di sayap filantropi Salesforce, mengumumkan pengunduran dirinya dari perusahaan. Conway, yang telah bekerja di Salesforce selama satu dekade, mengatakan kepada Benioff melalui surel yang dilihat oleh New York Times, bahwa keduanya tidak lagi memiliki nilai-nilai yang sama. “Sangat membuatku sedih untuk mengatkan bahwa dengan pernyataan terakhirmu, dan kegagalanmu untuk memahami dampaknya, aku kini hampir tidak mengenali orang yang lama kukagumi,” tulis Conway.
Benioff juga dikritik habis-habisan oleh filantropis Laurene Powell Jobs (yang juga merupakan janda Steve Jobs), yang mengkritiknya dalam sebuah opini yang diterbitkan di Wall Street Journal. Cukup untuk dikatakan, jelas telah banyak pula kritik di media sosial.
Pada hari Jumat, setelah kecaman yang cukup besar, Benioff mengeluarkan pernyataan dengan emoji hati di mana dia sepertinya menarik kembali pernyataannya bahwa Garda Nasional diperlukan di San Francisco:
“Setelah mendengarkan dengan saksama rekan-rekan warga San Francisco dan pejabat lokal kita, dan setelah Dreamforce terbesar dan paling aman dalam sejarah kami, saya tidak percaya Garda Nasional diperlukan untuk menangani keamanan di San Francisco. Komentar saya sebelumnya berasal dari kehati-hatian yang berlebihan seputar acara tersebut, dan saya dengan tulus memohon maaf atas kekhawatiran yang ditimbulkannya. Saya percaya teguh bahwa kota kita membuat kemajuan paling besar ketika kita semua bekerja sama dalam semangat kemitraan. Saya tetap sangat berterima kasih kepada Walikota Lurie, SFPD, dan semua mitra kami, dan berkomitmen penuh untuk San Francisco yang lebih aman dan kuat.”
Para pengkritik telah menggambarkan operasi Garda Nasional Trump sebagai sebuah langkah kekuasaan yang otoriter terhadap kota-kota yang dipimpin Demokrat. Terlepas dari kenyataan bahwa menggunakan Garda Nasional sebagai bentuk penegak hukum lokal bukanlah upaya yang praktis atau diperlukan, penting untuk ditunjukkan bahwa seluruh gagasan bahwa kota-kota yang dipimpin Demokrat merupakan sarang kejahatan dan kekerasan terbesar di negara itu (banyak target adalah kota-kota yang terkenal liberal) adalah keliru dan mudah dibantah. Sebuah analisis terkini menunjukkan bahwa sebagian besar kota paling berbahaya di Amerika saat ini tidak menjadi target penempatan Garda Nasional, dan banyak kota yang secara statistik paling berbahaya justru berada di negara bagian ‘merah’, bukan yang ‘biru’.