Kamala Harris Sebut Kelalaian Undang Elon Musk ke Acara EV Gedung Putih Sebagai ‘Kesalahan Besar’

Mantan Wakil Presiden Kamala Harris lagi-lagi nyesal karena Elon Musk, CEO Tesla, tidak diundang oleh Presiden Joe Biden empat tahun yang lalu.

Waktu itu, di tahun 2021, Biden ngadain acara kendaraan listrik di Gedung Putih. Tapi, yang diundang cuma eksekutif dari General Motors, Ford, dan Stellantis. Musk tidak diundang, padahal perusahaannya cuma bikin mobil listrik.

Dalam sebuah konferensi, Harris diingatkan lagi soal ini. Dia bilang di bukunya bahwa itu adalah kesalahan besar untuk tidak ngundang Elon Musk. Menurutnya, Musk adalah produsen utama Amerika dengan inovasi yang luar biasa di bidang ini.

Banyak orang pikir Musk tidak diundang karena dia tidak mendukung serikat pekerja, yang merupakan kelompok penting untuk Partai Demokrat. Harris bilang presiden harusnya “kesampingkan loyalitas politik” saat mengakui inovasi teknologi yang membanggakan bagi Amerika.

Dia nambahin, “Jadi, saya pikir itu kesalahan. Saya ga kenal Elon Musk, tapi saya rasa hal itu pasti membuatnya sakit hati dan mempengaruhi pandangannya.”

Memang, waktu itu Musk kelihatan kesel dan nulis di media sosial bahwa tidak diundangnya Tesla itu “aneh”. Dia bahkan sebut pemerintahan Biden “tidak ramah”.

Setelah itu, Musk sering mengkritik Biden dan akhirnya dia menjadi pendukung kuat Donald Trump dan kandidat Partai Republik lainnya di pemilu 2024. Dia menyumbang hampir $300 juta untuk GOP.

Selain itu, Harris juga ngaku bahwa pemerintahan Biden melakukan kesalahan lain. Mereka seharusnya memprioritaskan kebutuhan mendesak rakyat, seperti biaya pengasuhan anak yang terjangkau dan cuti keluarga berbayar, bukan undang-undang infrastruktur duluan.

Harris bilang jika kebutuhan dasar orang tidak terpenuhi, mereka akan marah dan menyalahkan orang kaya. Padahal, intinya adalah mereka butuh bantuan untuk kebutuhan dasar mereka dan minta agar itu diprioritaskan.

MEMBACA  Protes Kampus di Gaza menyerukan sekolah-sekolah untuk mencabut investasi dari Israel—Bagaimana cara kerjanya