Sanur dan Kura Kura, Mesin Baru Perekonomian Bali

Denpasar (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali menilai dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yaitu Sanur Health dan Kura Kura Bali, sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

“Ini akan menjadi dasar untuk pertumbuhan investasi di Bali,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, di sela-sela forum Balinomics di Denpasar, Bali, pada Sabtu.

Dia mencatat bahwa kedua KEK ini akan berfungsi sebagai akselerator bagi ekonomi Bali dan diharapkan dapat lebih mendongkrak pertumbuhan di Pulau Dewata, yang pada kuartal kedua 2025 mencapai 5,95 persen — lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12 persen.

Kinerja ini telah didukung oleh sektor pariwisata, yang terus pulih dan telah mendorong beberapa sektor usaha, seperti akomodasi, makanan dan minuman, konstruksi, perdagangan, transportasi, dan pergudangan.

Dia menambahkan bahwa kedua KEK tersebut termasuk yang terkuat secara nasional dalam hal realisasi investasi pada tahun 2024, dengan dampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja.

Menurut data dari Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, KEK Sanur dirancang dengan proyeksi total investasi Rp10,2 triliun (US$616 juta) dan diperkirakan akan mempekerjakan 18.375 pekerja langsung serta 25.272 pekerja tidak langsung setelah beroperasi penuh.

Dewan itu juga melaporkan bahwa sejak berdiri hingga kuartal pertama 2025, KEK Sanur telah mencatat realisasi investasi kumulatif sebesar Rp4,42 triliun (US$266,96 juta) dan menciptakan 3.822 lapangan kerja.

Sementara itu, KEK Kura-Kura Bali memiliki target investasi sebesar Rp89,9 triliun (US$5,43 miliar) dengan target tenaga kerja sebanyak 35.036 orang.

Dengan potensi ini, bank sentral percaya bahwa investasi berbasis wilayah dan infrastruktur strategis akan menjadi penggerak utama perekonomian Bali ke depannya.

“Ini sejalan dengan arah kebijakan untuk meningkatkan daya dukung bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” ujarnya.

MEMBACA  Resmi Menikah, Mahar Nadin Amizah dan Faishal Tanjung Mencuri Perhatian

Selain dua KEK ini, fokus utama lainnya untuk pertumbuhan ekonomi Bali adalah strategi pariwisata berkualitas, mengingat pariwisata Bali menyumbang 64,29 persen devisa pariwisata nasional.

Selanjutnya, meningkatakan produktivitas pertanian serta mempercepat penetrasi pembayaran digital yang efisien dan inklusif di daerah perkotaan maupun non-perkotaan.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa strategi yang akan datang termasuk pengelolaan pengunjung di destinasi wisata melalui sistem tiket digital dan mendigitalkan batas kunjungan harian berdasarkan data kapasitas.

Selain itu, pemerintah sedang mengembangkan aplikasi terpadu seperti Love Bali dan mendorong investasi tersier baru di luar Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.

Berita terkait: Wapinta minta UMKM Denpasar bantu pacu ekonomi kreatif

Berita terkait: Bandara Bali Utara dorong UMKM dan ekonomi kreatif: Menteri

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025