Seperti biasa, saya sangat menyukai casing putih matte yang disertakan dengan earphone ini; rasanya tidak selengket casing mengilap dari Apple maupun merek lain, dan membuatnya mudah meluncur ke dalam saku celana bagaikan keping hoki di atas es. Satu hal yang tidak ada pada casing ini adalah pengisian daya nirkabel; Anda harus tetap menggunakan USB-C. Masa pakai baterainya cukup menyenangkan, yaitu tujuh jam, dengan baterai yang bisa diganti (!) di dalam casingnya, sehingga total menjadi 20 jam dengan fitur peredam bising aktif dan 27 jam jika dimatikan.
Google via Parker Hall
Saya suka profil yang lebih ramping pada bud yang baru ini, meski harus diakui saya tidak merasakan perbedaan yang signifikan dalam kenyamanan pemasangan di telinga saya yang berukuran rata-rata. Aplikasi Google langsung meminta saya untuk melakukan tes kenyamanan saat saya memasangkan headphone ini dengan Samsung Galaxy S24 Ultra saya, dan eartips ukuran sedang yang sudah terpasang cocok sempurna di telinga saya. Jika Anda memiliki telepon Pixel, Anda bahkan tidak perlu menginstal aplikasi Pixel Buds karena sudah terpasang sebelumnya.
Fitur berbasis aplikasi memungkinkan Anda menyesuaikan segala hal, dari pengaturan EQ hingga fungsi tombol di setiap sisi earphone. Semuanya sederhana dan intuitif, pada dasarnya identik dengan pengalaman pengguna Apple dengan AirPods, hanya saja dalam ekosistem yang berbeda.
Kontrol sentuh di bagian luar setiap bud terbilang sederhana. Saya mengatur satu sisi bud untuk memanggil asisten Gemini, dan sisi lainnya untuk memutar serta menjeda lagu. Satu keanehan adalah tidak adanya cara untuk menyesuaikan volume langsung pada bud-nya; Anda harus menekan tombol samping di ponsel atau menggunakan slider volume pada laptop untuk mengubah volume. Tergantung seberapa sering Anda menyesuaikan volume secara spontan, hal ini bisa menjadi gangguan kecil atau penghalang besar. Saya pribadi merasa lebih sering menggunakan ponsel saja, jadi ini hanyalah suatu kekhasan.
Suara yang Memukau
Foto: Parker Hall
Pixel Buds Pro 2 telah lama menjadi salah satu headphone favorit saya untuk dibawa bepergian, berkat casing pengisian dayanya yang seperti batu kali dan kualitas suara yang luar biasa. Buds 2a ini dapat mengimbangi performa yang jauh lebih mahal tersebut dengan cukup baik, terutama dalam hal kekuatan bass dan treble. Pukulan lembut pada bass drum di lagu “Don’t Panic” oleh The Harmaleigh terasa seperti detak jantung, dengan gitar akustik yang tenang namun ritmis berada tepat di bawah lapisan synthesizer dan vokal yang terdistorsi.