Pemerintah Targetkan Swasembada Pangan dan Energi di Setiap Pulau

Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan komitmen pemerintah Indonesia untuk mewujudkan kemandirian pangan dan energi di setiap pulau.

Dalam acara di kompleks Istana Presiden, Kamis, dia menyatakan bahwa langkah menuju kemandirian energi adalah salah satu fokus pemerintah. Ini termasuk pembuatan etanol dengan bahan baku lokal seperti singkong.

Untuk kemandirian pangan, dia mencatat bahwa Kalimantan, yang sebelumnya bergantung pada pasokan beras dari Jawa dan Sulawesi Selatan, kini sudah mencapai swasembada.

Menurutnya, ini adalah bukti bahwa strategi kemandirian yang diadopsi di pulau tersebut efektif, sehingga mampu menjaga stabilitas harga.

Menteri juga mengatakan bahwa upaya mewujudkan kemandirian pangan dan energi di setiap pulau bertujuan mengurangi ketergantungan antar daerah. Pada akhirnya, ini bisa menurunkan biaya distribusi pangan yang selama ini ditanggung masyarakat.

“Kami akan mengoptimalkan sumber energi kami karena negara kita besar dan iklim mendukung sektor pangan, perkebunan, dan hortikultura,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Sulaiman juga menyatakan bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada beras pada Desember 2025 atau Januari 2026. Ini sesuai dengan target yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.

“Insya Allah, jika tidak ada halangan, dalam dua bulan atau sekitar tiga bulan, Indonesia tidak akan impor lagi (beras),” katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menargetkan Indonesia mencapai 80 persen kemajuan menuju tujuan kemandirian energi pada tahun 2029.

Untuk mencapai kemandirian energi, yang ditargetkan Presiden Prabowo terwujud dalam enam tahun, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Salah satunya adalah penggunaan mandatory B40 biodiesel, yaitu campuran 40 persen biofuel dan 60 persen bahan bakar diesel fosil.

Langkah ini telah diambil untuk mengurangi impor bahan bakar diesel, dan pemerintah berencana untuk lebih meningkatkan campuran menjadi 45 atau 50 persen di tahun 2026.

MEMBACA  DOGE Sedang Membangun Database Utama untuk Mengawasi dan Melacak Imigran