Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mengunjungi Kota Tua Jakarta untuk meninjau rencana revitalisasi. Tujuannya adalah untuk melestarikan warisan budaya dan memajukan ekonomi kreatif sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan aset budaya Indonesia.
“Kami berharap bisa bersatu karena kecintaan yang sama terhadap Kota Tua dan tujuan yang sama — bukan berdasarkan institusi mana yang kita wakili, tetapi sebagai orang Indonesia yang berkomitmen untuk mengembangkan kawasan ini secara bertahap dan sistematis. Kami ingin melestarikan nilai sejarahnya sambil mengubahnya menjadi ruang ekonomi kreatif yang hidup,” kata Irene dalam pernyataan pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
Bekerjasama dengan Bappeda DKI Jakarta, MRT Jakarta, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), dan Bank Mandiri sebagai pemilik properti, Irene menekankan bahwa revitalisasi ini akan mengandalkan kerja sama antar-lembaga yang kuat untuk memastikan pembangunan berkelanjutan jangka panjang.
Inisiatif ini juga berupaya menyelaraskan usaha pembaruan perkotaan dengan integritas sejarah kawasan sambil meningkatkan potensi ekonomi kreatifnya.
Ini merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk menerapkan Transit-Oriented Development (TOD), sebuah pendekatan perencanaan kota yang mengintegrasikan penggunaan lahan dengan infrastruktur transportasi umum.
Kepala Bappeda DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania, menyatakan dukungan penuh lembaganya terhadap konsep TOD. Dia mencatat bahwa hal ini sejalan dengan visi kota untuk pembaruan perkotaan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Pengembangan kawasan yang berorientasi transit ini sejalan dengan visi pembaruan perkotaan kami untuk Kota Tua. Kita sedang mendekati momen penting dalam dua tahun, saat Jakarta berusia 500 tahun. Proyek ini lebih dari sekadar perencanaan – ini mewakili sebuah ekosistem bersama yang didorong oleh passion kolektif kita untuk Kota Tua dan ekonomi kreatif,” ujar Atika.
Arsitek dan perwakilan TACB, Cosmas Gozali, menyoroti peran strategis industri kreatif dalam mentransformasi ruang kota. Dia mencatat bahwa komunitas kreatif telah menunjukkan kemampuan untuk menghidupkan kembali kawasan yang kurang termanfaatkan — seperti gudang tua atau bangunan terlantar — dan mengubahnya menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial.
“Industri kreatif itu dinamis dan menghidupkan kota. Kita telah melihat ini terjadi di London Barat, Shanghai, dan Brooklyn — kawasan yang dulunya sarang kejahatan sekarang menjadi salah satu yang paling berharga di New York. Potensi yang sama ada di Kota Tua, di mana gudang-gudang kosong bisa diubah menjadi pusat kreatif yang hidup,” kata Cosmas.
Kunjungan lapangan ditutup dengan tur jalan kaki ke beberapa situs kunci di Kota Tua, dimulai dari Museum Mandiri — yang akan menjadi tuan rumah Forum TOD 2025 — dilanjutkan dengan kunjungan ke Gedung Kalibesar Barat dan Gedung Arsip Fatahillah.