AbbVie Pangkas Proyeksi Laba Tahunan Usai Rugi R&D Rp 42 Triliun

Perusahaan obat AbbVie bilang pada hari Jumat mereka turunin prediksi untung tahunan mereka. Ini terjadi setelah ada biaya besar $2,7 miliar untuk penelitian dan pengembangan di kuartal ketiga.

Harga saham perusahaan yang markasnya di North Chicago ini turun hampir 1% jadi $232.0 di perdagangan tambahan.

AbbVie ngomong kalau biaya seperti ini bisa datang dari kerjasama, perjanjian lisensi, atau beli aset, tapi susah buat diprediksi karena waktu dan kejadiannya nggak pasti. Mereka nggak kasih tau detailnya.

Dengan termasuknya biaya kuartal ketiga itu, AbbVie sekarang perkirakan untung per saham disesuaikan setahun penuh antara $10.38 dan $10.58. Sebelumnya, perkiraannya $11.88 sampai $12.08.

Analis tadinya perkirakan untung per saham disesuaikan setahun penuh akan jadi $12.02, menurut data dari LSEG.

Perusahaan juga bilang hasil untuk kuartal yang berakhir 30 September belum final dan masih bisa berubah.

“Tidak ada jaminan bahwa hasil akhir kami tidak akan beda dari perkiraan sementara ini,” kata perusahaannya.

Mereka perkirakan untung per saham disesuaikan kuartal ketiga antara $1.74 sampai $1.78, termasuk dampak biaya penelitian tadi. Ini jauh lebih rendah dari perkiraan analis, yaitu $3.27.

Selain itu, AbbVie ngomong awal minggu ini mereka mulai bangun pabrik bahan baku obat baru di North Chicago, Illinois. Pabrik senilai $195 juta ini rencananya akan produksi obat untuk imunologi, kanker, dan saraf, dan akan beroperasi penuh pada tahun 2027.

AbbVie sekarang andalkan obat imunologi baru Skyrizi dan Rinvoq untuk gantiin penjualan obat arthritis andalan mereka, Humira, yang turun karena ada pesaing biosimilar di AS sejak 2023. Perusahaan sudah habisin lebih dari $20 miliar untuk akuisisi sejak saat itu untuk memperkuat pipa produk mereka.

MEMBACA  Bank Komunitas New York Menawarkan Salah Satu Tingkat CD Tertinggi