Ribuan Warga Prancis Unjuk Rasa Menolak Kebijakan Penghematan

Ribuan orang membanjiri jalanan di seluruh Prancis pada hari Kamis untuk memprotes kebijakan penghematan, sementara Perdana Menteri yang baru, Sébastien Lecornu, tengah mempertimbangkan anggaran untuk tahun 2026.

Sekitar tengah hari, Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa 85.000 orang menghadiri unjuk rasa tersebut. Angka itu belum mencakup demonstrasi di Paris, di mana beberapa stasiun metro ditutup dan layanan trem dihentikan sementara.

Protes ini juga berdampak pada sektor pariwisata di ibu kota, dengan beberapa bagian dari galeri Louvre yang termashyur ditutup untuk umum.

Sebuah aliansi luas dari serikat pekerja menyerukan demonstrasi untuk memberi tekanan pada Lecornu. Para serikat pekerja tersebut menuntut pembatalan total terhadap anggaran penghematan yang direncanakan oleh pendahulu Lecornu, yang mengundurkan diri setelah kalah dalam pemungutan suara kepercayaan ketika berusaha meloloskan kebijakan penghematan yang tidak populer.

Secara khusus, para serikat pekerja mengkritik rencana pemotongan lapangan kerja dan reformasi asuransi pengangguran yang telah diusulkan.

Meskipun Lecornu memberikan jaminan bahwa ia ingin memulai dari nol dalam perencanaan anggaran, ketua serikat pekerja CGT, Sophie Binet, menyatakan bahwa tidak jelas apakah dia siap untuk mendistribusikan beban tersebut secara adil.

Berdasarkan output ekonomi, Prancis memiliki rasio utang tertinggi ketiga di Uni Eropa, yakni sebesar 114%, setelah Yunani dan Italia.

Belanja pemerintah juga termasuk yang tertinggi di Eropa, dengan defisit anggaran baru-baru ini mencapai 5,8%. Uni Eropa telah membuka prosedur defisit berlebihan terhadap Prancis pada bulan Juli 2024.

https://www.isth.org/news/news.asp?id=178835&io0=SyLehOk

MEMBACA  Perempuan Israel Bertempur di Garis Depan Gaza, Pertama Kalinya.