Pemerintah Indonesia sudah mengonfirmasi bahwa pencemaran radioaktif dari Cesium-137 (Cs-137) yang ditemukan di produk udang terbatas hanya di kawasan industri modern di Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Pejabat menekankan bahwa kejadian ini belum mempengaruhi rantai pasokan nasional atau ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Pangan dan Kepala Satuan Tugas Penanganan Bahaya Radiasi Cs-137, Zulkifli Hasan, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, menyatakan bahwa pemerintah sudah secara resmi menetapkan kawasan industri Cikande sebagai zona kejadian serius untuk paparan Cs-137.
“Penetapan ini memungkinkan kami untuk melakukan upaya penahanan dan dekontaminasi dengan cepat,” kata Hasan.
Dia meyakinkan bahwa sistem pengendalian mutu produk laut Indonesia tetap berjalan penuh dan mematuhi standar nasional dan internasional, sehingga menjamin produk udang lokal tetap aman dan kompetitif di pasar global.
Sebagai langkah pencegahan, pihak berwenang telah mengekspor kembali 14 kontainer berisi logam besi tua yang mengandung Cs-137 dari Pelabuhan Tanjung Priok. Sembilan kontainer tambahan yang berasal dari Filipina juga rencananya akan diekspor kembali.
“Jika kontainer-kontainer itu digunakan untuk mengirim udang, udangnya bisa terkontaminasi. Dan jika dipakai ulang untuk barang lain, itu berbahaya,” pungkasnya.
Langkah-langkah ini diambil setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengonfirmasi adanya jejak Cs-137 dalam udang beku yang diimpor dari Indonesia.
Hasan menekankan bahwa pemerintah telah meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan internasional, termasuk pemerintah AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas.
Dalam briefing yang sama, Penasihat Senior Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Bara Khrishna Hasibuan, mengungkapkan bahwa investigasi awal melacak sumber kontaminasi ke PT Peter Metal Technology (PMT), sebuah pabrik baja di kawasan industri Cikande.
Fasilitas tersebut menggunakan besi tua sebagai bahan baku utamanya, dan kontaminasi diduga menyebar melalui transmisi udara.
“Karena menyebar lewat udara, kontaminasinya bisa terbawa angin. Fasilitas pengemasan udang milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) letaknya kurang dari dua kilometer dari pabrik baja itu,” jelas Hasibuan.
Temuan awal menunjukkan bahwa paparan Cs-137 terdeteksi tidak hanya pada kemasan udang, tetapi juga pada kontainer yang digunakan untuk pengiriman.
Berita terkait: Kementerian Pangan minta masyarakat tidak khawatir konsumsi udang
Berita terkait: Indonesia perketat aturan impor usai kekhawatiran udang radioaktif
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025