Pakar Anak Desak Reformasi Keamanan Pangan dalam Program Makanan Pemerintah

Jakarta (ANTARA) – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan keprihatinan mendalam atas kasus keracunan makanan yang baru-baru ini terkait program Makanan Bergizi Gratis (MBG). IDAI mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memprioritaskan keamanan penerima manfaat.

Dalam pernyataannya pada Minggu, Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, menekankan bahwa meskipun program MBG memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan asupan gizi anak Indonesia, kasus keracunan berulang telah menimbulkan alarm serius. Terutama mengingat risiko yang ditimbulkan pada kelompok rentan.

“Bahkan ada balita dan ibu hamil yang terdampak. Kelompok rentan ini harus diprioritaskan,” tegas Yanuarso.

Dalam surat terbuka kepada BGN, IDAI menekankan bahwa keselamatan anak, balita, dan ibu hamil harus menjadi perhatian utama program ini. Mereka harus dilindungi dari risiko penyakit bawaan makanan.

Yanuarso menambahkan, keamanan pangan harus dijaga di setiap tahapan proses—mulai dari sumber bahan, memasak, hingga penyimpanan dan distribusi—untuk mencegah kontaminasi.

“Menu MBG harus dirancang oleh ahli gizi yang berkualifikasi, disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan mendukung tumbuh kembang optimal mereka,” jelasnya.

IDAI juga menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap program ini. Semua Unit Pemenuhan Gizi (SPPG) dan elemen pendukung harus diverifikasi, dan dikenai pemantauan serta evaluasi yang konsisten oleh BGN.

“Protokol jelas untuk penanganan insiden dan pelaporan keracunan harus dibentuk dalam program MBG. Prosedur ini harus melibatkan pemerintah, sekolah, dokter anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat,” kata Yanuarso.

Dia lebih lanjut menekankan perlunya sistem pelaporan publik untuk menangani berbagai masalah.

“Satu anak saja yang keracunan sudah merupakan masalah serius—apalagi ribuan,” dia memperingatkan.

Evaluasi menyeluruh terhadap program ini sangat penting untuk memastikan implementasinya berjalan baik, terutama di daerah terpencil, tambahnya.

MEMBACA  Mempersiapkan Ojol Berkualitas, Komunitas GOBER Bentuk Koperasi Khusus

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat IDAI, Hikari Ambata Sjakti, menegaskan kesiapan asosiasi untuk berkolaborasi dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Tujuannya agar program ini benar-benar bermanfaat bagi penerimanya—mengamakan masa depan yang lebih sehat bagi generasi penerus Indonesia.

Berita terkait: Polisi selidiki kasus keracunan makanan MBG di sekolah-sekolah

Berita terkait: Prabowo akan panggil Kepala BGN untuk bahas kasus keracunan makanan

Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025