Padang, Sumatra Barat (ANTARA) – Seorang ahli struktur tahan gempa sudah memperingatkan tentang dua zona megathrust paling berbahaya di Indonesia yang butuh kewaspadaan ekstra.
"Daripada 12 segmen megathrust di Indonesia, dua punya potensi resiko paling tinggi," jelas Prof. Fauzan dari Fakultas Teknik Universitas Andalas dalam sebuah workshop bencana bertajuk "Penilaian Risiko Bencana Megathrust" di Padang, Sumatra Barat, pada hari Sabtu.
Fauzan, yang juga ketua 3rd International Conference on Disaster Mitigation and Management (ICDMM) 2025, menyebutkan kedua zona itu adalah Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Menurut dia, kedua zona ini berisiko besar menimbulkan gempa yang juga bisa picu tsunami, mengingat letak Indonesia di Ring of Fire Pasifik.
Cincin Api Pasifik adalah tempat bertemunya tiga lempeng tektonik besar — Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini menyebabkan aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi, dengan risiko gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api.
"Gempa megathrust adalah jenis gempa terkuat yang terjadi di zona subduksi," jelas Fauzan.
Dia mengatakan pergerakan lempeng di area ini bisa menyebabkan penumpukan energi yang, jika dilepaskan tiba-tiba, dapat memicu gempa besar dan tsunami.
Merujuk studi ilmiah, Fauzan menyebut Megathrust Mentawai-Siberut dianggap sebagai salah satu seismic gap paling berbahaya di dunia. Sejak gempa besar tahun 1797 dan 1833, zona ini belum melepaskan energi yang signifikan.
"Kami tidak ingin ini terjadi, tapi potensinya nyata dan kita harus mengantisipasinya," tegasnya.
Catatan sejarah menunjukkan gempa 1797 dan 1833 menyebabkan kerusakan parah dan banyak korban jiwa di Kota Padang.
Fauzan menambahkan, analisis para ahli menyebutkan Megathrust Mentawai-Siberut bisa menghasilkan gempa hingga berkekuatan 9 skala Richter.
"Peneliti dari BRIN dan BMKG memastikan bahwa zona ini menyimpan energi besar dan dapat menyebabkan bencana besar," ujarnya.