Pertemuan 34 Negara Bahas Langkah terhadap Israel Usai Pidato Netanyahu di PBB

loading…

Negara-negara anggota PBB ikut serta dalam Pertemuan Tingkat Menteri dari Grup Den Haag tanggal 26 September 2025 di New York City. Foto/mee

NEW YORK – Saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu naik ke panggung di Majelis Umum PBB di New York pada Jumat (26/9/2025), sebanyak 34 negara berkumpul dibawah bendera The Hague Group. Mereka mau koordinasi langkah-langkah hukum, diplomatik, dan ekonomi untuk menghentikan genosida Israel di Gaza.

Banyak diplomat PBB juga meninggalkan pidato Netanyahu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintahnya di Palestina dan berbagai serangan ke negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara selama dua tahun terakhir ini.

Pertemuan tingkat menteri itu, yang dipimpin bersama oleh Kolombia dan Afrika Selatan, menghimpun pemerintah dari berbagai negara di Amerika Latin, Afrika, Asia, Eropa, sama Timur Tengah.

Selain para ketua bersama, negara-negara yang hadir yaitu: Aljazair, Antigua dan Barbuda, Bolivia, Brasil, Cile, Komoro, Kuba, Djibouti, Guyana, Honduras, Islandia, Indonesia, Irak, Irlandia, Yordania, Kuwait, Malaysia, Maladewa, Meksiko, Namibia, Nikaragua, Norwegia, Oman, Palestina, Qatar, Saint Vincent dan Grenadines, Arab Saudi, Slovenia, Spanyol, Turki, Uruguay, dan Venezuela.

Grup Den Haag adalah blok yang terdiri dari delapan negara, yaitu Bolivia, Kolombia, Kuba, Honduras, Malaysia, Namibia, Senegal, dan Afrika Selatan. Grup ini diluncurkan pada 31 Januari di kota dengan nama yang sama di Belanda dengan tujuan menuntut pertanggungjawaban Israel menurut hukum internasional.

Tapi pada hari Jumat itu, untuk pertama kalinya beberapa negara, termasuk Arab Saudi, Yordania, dan Islandia, datang ke acara yang diadakan grup tersebut. Ini menandakan tekanan internasional terhadap Israel yang semakin kuat.

Dalam sambutan penutupannya, Menteri Luar Negeri Kolombia Rosa Villavicencio dan Menteri Hubungan Internasional Afrika Selatan Ronald Lamola memperingatkan, “Pilihan yang dihadapi setiap pemerintah jelas: keterlibatan atau kepatuhan. Sejarah akan menilai kita bukan dari pidato yang kita sampaikan, tetapi dari tindakan yang kita ambil.”

MEMBACA  Israel bersiap menerima sandera yang tewas pertama dari Hamas.

https://scc.spokane.edu/getattachment/Become-a-Student/Testing-and-Assessment/For-Faculty/l.html.aspx?latestfordocid=9556&hash=b9ada744c061e3476d5ce88363ab11f86bfb1269532612ae22c9a931446c40ed&io0=EOjmxFbq