Bisakah Saham Lyft Tembus US$24 pada 2025 Usai Gandeng Waymo?

Saham Lyft (LYFT) lagi naik daun, baru-baru ini tembus di atas $22. Ini terjadi setelah perusahaan umumkan kerja sama baru dengan Waymo untuk bikin layanan taksi tanpa supir di Nashville pada tahun 2026. Sahamnya langsung lompat 25%, sementara saham pesaingnya Uber (UBER) malah turun. Ini menunjukkan investor senang dengan posisi Lyft di persaingan mobil otonom. Kerja sama ini akan pakai unit Flexdrive milik Lyft untuk mengelola armada mobilnya, jadi gabungin teknologi Waymo dengan pengalaman operasional Lyft.

Lyft adalah pemimpin dalam layanan berbagi tumpangan dan mobilitas di Amerika Serikat. Perusahaan yang berkantor pusat di San Francisco ini punya nilai pasar sekitar $8.7 miliar. Mereka kembangkan layanannya lewat Flexdrive dan kerja sama penting lainnya. Lyft bersaing langsung dengan Uber, tapi mereka bedain diri dengan fokus pada pengalaman pengguna, layanan untuk perjalanan bisnis, dan sekarang, komitmen lebih besar pada taksi otonom.

Tahun ini, performa saham LYFT sangat bagus, naik 121% dalam 52 minggu terakhir. Kenaikan ini jauh lebih tinggi daripada kenaikan Indeks S&P 500 ($SPX) yang hanya 25%. Sahamnya baru saja ditutup di harga $22.58, mendekati harga tertinggi 52 minggunya di $23.50 dan jauh di atas harga terendahnya $9.66. Ini mencerminkan optimisme investor terhadap strategi pemulihan perusahaan.

Valuasi sahamnya masih tergolong tinggi dengan rasio harga terhadap laba (P/E) 81.6x dan perkiraan P/E tahun depan 66.4x. Harganya adalah 1.6x penjualan dan 87x arus kas, jauh lebih tinggi daripada kebanyakan perusahaan transportasi tradisional. Ini menunjukkan sentimen positif untuk pertumbuhan masa depan. Tapi, tantangan profitabilitas terlihat dari margin bersih yang sangat kecil, hanya 0.39%, dan rasio harga terhadap nilai buku (P/B) 12.8x. Lyft adalah saham pertumbuhan dan tidak bagi dividen.

MEMBACA  Saham naik ke rekor baru setelah Fed tetap pada rencana suku bunga

Pada kuartal kedua 2025, Lyft catat kinerja keuangan yang bersejarah. Gross Bookings mencapai rekor $4.5 miliar, naik 12% dari tahun sebelumnya. Pendapatan naik 11% menjadi $1.6 miliar. Laba bersih melonjak tajam ke $40.3 juta, dibandingkan cuma $5.0 juta di tahun sebelumnya. Ini menunjukkan perluasan margin yang berarti meski ada tekanan harga yang kompetitif. Laba bersih sebagai persentase dari Gross Bookings naik jadi 0.9% dari 0.1% di Q2 2024.

Adjusted EBITDA juga capai rekor $129.4 juta, tumbuh 26% dari tahun lalu. Marginnya membaik jadi 2.9% dari Gross Bookings, dibandingkan 2.6% setahun sebelumnya. Ini memperkuat bukti bahwa Lyft bisa berkembang dengan efisien. Arus kas bebas melonjak ke $329.4 juta, naik dari $256.4 juta. Arus kas bebas dalam 12 bulan terakhir hampir menyentuh $1 miliar. Yang penting, arus kas operasi lebih dari $343 juta, sehingga Lyft bisa beli kembali 12.8 juta saham senilai $200 juta lewat program buyback.

Ke depan, manajemen memperkirakan Gross Bookings untuk Q3 2025 antara $4.65 miliar sampai $4.80 miliar. Ini artinya pertumbuhan 13% sampai 17% dari tahun sebelumnya. Adjusted EBITDA diperkirakan antara $125 juta dan $145 juta, dengan margin stabil di 2.7% sampai 3.0%. Perkiraan ini belum termasuk dampak positif dari akuisisi Freenow yang baru selesai, yang akan diintegrasikan selama dua bulan di kuartal tersebut dan bisa memperkuat kehadiran Lyft di Eropa.

Sentimen analis terhadap Lyft masih terbagi, dengan konsensus rating “Hold”. Ada beberapa analis yang menyarankan untuk hati-hati karena valuasi perusahaan yang tinggi dan persaingan ketat.

Harga target rata-ratanya adalah $17.72, lebih rendah dari harga saat ini, $22.58. Jadi, ada potensi penurunan sekitar 21.5% jika sahamnya kembali ke rata-rata konsensus. Target tertinggi adalah $28 (potensi kenaikan 24%), sedangkan target terendah adalah $10. Ini menunjukkan perbedaan pendapat yang besar di Wall Street tentang nilai wajar saham LYFT.

MEMBACA  Apakah Saham Teknologi Akan Mengguncang Pasar Saham Lagi?