Minggu, 21 September 2025 – 21:50 WIB
VIVA – PT Pertamina (Persero) terus memperluas jangkauan distribusi BBM dan LPG untuk menyediakan energi bagi seluruh masyarakat. Hingga 2025, titik distribusi BBM sudah mencapai 15.345 titik dan pangkalan LPG sebanyak 269.096 titik di 38 Provinsi seluruh Indonesia.
Baca Juga :
Pertamina Tidak Hanya Fokus pada Sektor Energi
Keterangan Foto: Pertamina mengirim BBM sampai ke daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) lewat berbagai cara transportasi, menjaga ketersediaan energi untuk semua masyarakat.
Baca Juga :
Pasokan Terkendali, Stok BBM untuk Nelayan hingga Petani Dipastikan Aman
Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan komitmen Pertamina dalam memastikan tersedianya energi yang terjangkau bagi masyarakat.
“Pertamina bergerak untuk menyalurkan energi sampai ke daerah terpencil. Pertamina memakai berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara. Ini membuktikan bahwa sebagai perusahaan negara, Pertamina akan tetap menjaga akses energi, harga yang terjangkau, dan produk energi yang dibutuhkan, bagi semua masyarakat Indonesia,” kata Fadjar.
Baca Juga :
Dukung Digitalisasi, Pertamina Garap Platform E-Commerce untuk UMKM
Fadjar menjelaskan, dalam mendistribusikan energi, Pertamina tidak hanya berada di area perkotaan, tapi juga harus mencapai titik-titik tersulit seperti wilayah 3T.
Di wilayah 3T ini, Fadjar menambahkan, sejak tahun 2017 – 2024, Pertamina lewat Subholding Commercial & Trading telah mengoperasikan 573 lembaga penyalur BBM Satu Harga. BBM Satu Harga memastikan masyarakat di wilayah 3T mendapat harga BBM yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya, sehingga mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. BBM Satu Harga tersebar di Sumatera 86 titik, Kalimantan 112 titik, Sulawesi 60 titik, Nusa Tenggara 102 titik, Maluku 87 titik dan Papua 121 titik, serta Jawa dan Bali 5 titik.
“Program BBM Satu Harga memberikan dampak positif dalam memajukan perekonomian masyarakat di daerah 3T, dengan memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga BBM,” tambah Fadjar.
Selain itu, Pertamina juga terus mendorong pengembangan Pertashop sebagai titik distribusi energi yang lebih luas, termasuk produk non-subsidi seperti Pertamax 92 dan Bright Gas, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi desa dan pemerataan distribusi energi.
Dalam penyaluran LPG Subsidi, Pertamina juga menjalankan program One Village One Outlet (OVOO), yang sekarang sudah menjangkau 70.448 Desa/Kelurahan atau 98% wilayah Indonesia. Keberadaan Pangkalan LPG tersebut telah memudahkan masyarakat sampai ke wilayah pelosok untuk mendapatkan LPG.
Melalui program itu, Fadjar menambahkan, Pertamina hadir dan melayani masyarakat hingga ke pelosok. Jalur geografis Indonesia menjadi tantangan untuk penyaluran energi, tapi Pertamina berusaha menjaga pasokan energi.
“Upaya distribusi energi bagi Pertamina bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat, tapi juga untuk menggerakan industri, supaya ekonomi nasional bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen untuk mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Semua upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Halaman Selanjutnya
“Program BBM Satu Harga memberikan dampak positif dalam menggerakkan perekonomian masyarakat di daerah 3T, dengan memastikan ketersediaan dan keterjangkauan harga BBM,” imbuh Fadjar.