Musim kedua dari Gen V, serial turunan The Boys yang berlatar belakang perkuliahan dan disebut-sebut sebagian penggemar lebih baik dari serial aslinya, telah kembali. Serial tersebut tayang perdana di Prime Video dengan tiga episode sekaligus. Season baru ini langsung menghadapi tragedi meninggalnya salah satu pemainnya, Chance Perdomo. Usai premiere serial superhero edgy itu, showrunner-nya membagikan bagaimana tim memilih untuk menghormati warisan Perdomo di sepanjang cerita.
Dalam wawancara bersama Deadline, co-showrunner Michele Fazekas mengungkapkan bagaimana writer’s room mereka menangani wafatnya Perdomo. Maret lalu, aktor berusia 27 tahun yang memerankan pahlawan pengendali magnetisme, Andre Anderson, itu meninggal akibat insiden sepeda motor. Tragedi ini menghentikan sementara produksi season kedua Gen V untuk memberikan ruang bagi para pemain dan kru untuk berduka.
Masa jeda produksi itu memberi waktu bagi para penulis untuk mempertimbangkan apakah mereka akan mengganti pemeran atau menulis keluar karakter tersebut, dan mereka memilih opsi yang terakhir. Serial ini dibuka dengan penghormatan bertuliskan "Untuk Chance". Yang menyusul kemudian adalah Gen V memberikan pamitan heroik untuk Andre, di mana dia mengorbankan dirinya untuk melindungi teman-temannya di antara peristiwa kedua musim.
"Sepertinya kami sudah menetapkan dari awal, karena kami seakan sudah tahu, kami tidak akan mengganti pemerannya, dan sungguh tidak ada seorang pun yang mengusulkan untuk recast," kata Fazekas kepada Deadline. "Studio, jaringan, dan semua pihak bersikap, ‘Tidak, tentu tidak.’ Jadi, kami tahu kami harus memperlakukan ini seolah karakter ini, sama seperti orang-orang kehilangan Chance yang nyata, para karakter kami kehilangan Andre. Dan seperti apa rasanya di dunia yang penuh superhero kuliahan, dengan banyak kekerasan konyol dan kelucuan? Jadi kami membuat season ini untuk menghormatinya, dan pada akhirnya, kami sadar season ini adalah tentang dirinya, segalanya, dan seluruh dorongan cerita berasal darinya. Jadi, di akhir, saya cukup bangga akan hal itu, dan saya ingat berada di writers’ room dan membicarakan Andre—karena kami sudah menyusun jalan cerita Andre."
Fazekas lalu melanjutkan dengan mengungkap bahwa para penulis Gen V awalnya menulis lima episode untuk jalan cerita Andre dalam delapan episode season dua, yang terpaksa mereka batalkan setelah kepergiannya.
"Kami benar-benar membicarakannya, dan menurutku tidak apa-apa untuk berduka atas sesuatu, karena kamu tumbuh untuk mencintai karakter-karakter ini sebagaimana kamu mencintai orang yang memerankannya," ujarnya. "Dan dalam beberapa hal, kami lebih mengenal Andre daripada Chance. Chance berada di Toronto. Kami, dalam suatu hal, lebih banyak menghabiskan waktu dengan Andre, dan kehilangan Chance sangatlah tak terbayangkan, tetapi kami semua seperti, ‘Kami juga kehilangan Andre yang kami sangat sukai.’ Jadi, pada akhirnya, saya merasa, ‘Oh, ini tentang Andre,’ dan tentang Chance, season ini adalah tentang mereka. Saya sangat bangga."
Pendekatan Gen V dalam menghormati kepergian Perdomo membawa bobot emosional yang secara aneh menggema seperti yang dilakukan sutradara Ryan Coogler dengan Black Panther: Wakanda Forever pasca meninggalnya Chadwick Boseman pada 2020. Seperti film Coogler, Gen V merajut rasa kehilangan ke dalam narasinya, membuat kematian Andre menjadi tulang punggung emosional season ini.
Sepanjang tiga episode perdananya, pengorbanan Andre untuk teman-temannya—dibunuh oleh pasukan mirip Gestapo di balik God U—digambarkan sebagai momen yang memobilisasi. Serial ini juga tidak menghindari implikasi rasial dari kematian karakternya sebagai korban kulit hitam di antara barisan remaja berkekuatan super yang dipenjara. Kenangan akan pengorbanannya di luar layar menjadi seruan untuk bersatu, mendorong para pahlawan dan mantan sekutu untuk terus melawan sambil menghadapi mimpi buruk distopia Amerika yang dikendalikan Homelander.
Episode baru Gen V tayang setiap Rabu di Prime Video.