Universitas Cenderawasih (Uncen) di Provinsi Papua ngajar warga desa Yoboy dan Kehiran cara membuat biodiesel dari minyak jelantah. Ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat kampus tersebut.
Kampus negeri ini mengumpulkan dosen, mahasiswa, guru, dan kelompok baca setempat untuk bantu keluarga-keluarga lokal belajar mendaur ulang minyak bekas menjadi bahan bakar yang bersih dan murah.
“Pengetahuan ini bisa bantu masyarakat memenuhi kebutuhan energi sehari-hari,” kata Yohanis Mandik, seorang dosen sains dan ketua tim pengabdi, pada Minggu (26/5) saat demonstrasi di Desa Yoboy, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.
Mandik menjelaskan bahwa memakai ulang minyak jelantah tidak aman bagi kesehatan, dan membuangnya sembarangan bisa merusak lingkungan.
“Makanya kami tunjukkin cara sederhana untuk mengubahnya jadi biodiesel — bagus untuk lampu dan kompor,” ujarnya.
Pemuda setempat, Jems Gustaf Tokoro, bilang program ini memberikan ilmu baru yang berguna untuk desa. “Kami harap ini bisa diperluas ke komunitas lain di sekitar Danau Sentani,” katanya.
Hanny Felle, yang memimpin kelompok energi lokal di Yoboy, mengatakan warga menyambut baik proyek ini dan melihat potensinya untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha kecil.
“Ini cara pintar untuk ubah limbah jadi sesuatu yang berharga,” ucapnya.
Pelatihannya mencakup praktik langsung menyaring minyak bekas dan mengubahnya jadi biodiesel dengan alat dan bahan sederhana. Bahan bakar ini bisa digunakan untuk menyalakan lampu dan alat masak, sangat berguna di daerah dengan listrik terbatas.
Program ini adalah bagian dari upaya Uncen untuk mendukung kemandirian dan kesadaran lingkungan di Papua.
“Ini bukan cuma tentang bahan bakar. Ini tentang membantu masyarakat hidup lebih baik dengan apa yang sudah mereka punya,” kata Mandik.