Sekolah-sekolah menengah di dua kota yang berdekatan di Belanda diperintahkan untuk tutup pada Jumat menyusul serangkaian kekerasan yang melibatkan dua kelompok pemuda.
Kelima sekolah di Beverwijk dan Heemskerk ditutup dalam upaya memulihkan ketenangan setelah beredar gambar remaja yang diserang, beserta video buatan AI yang menampilkan ledakan palsu di dua sekolah.
Wali Kota Beverwijk, Martijn Smit, mengeluarkan perintah darurat tiga hari, melarang semua perkumpulan tiga orang atau lebih dan menetapkan kawasan ‘berisiko tinggi’ untuk mencegah potensi penggunaan senjata api.
“Para orang tua khawatir tentang anak-anak mereka pergi ke sekolah,” kata Smit kepada NOS Radio, “jadi paling bijaksana adalah memiliki hari yang tenang kemudian kembali pada Senin.”
Dua kelompok pemuda yang bersaing disalahkan atas eskalasi kekerasan ini, yang rupanya dimulai dengan kerusakan serius pada sebuah sekolah di Beverwijk pekan lalu. Polisi menyatakan seorang pria berusia 22 tahun telah ditangkap atas tuduhan vandalisme.
Pertempuran kemudian pecah dan seorang remaja laki-laki terluka parah. Satu video TikTok yang belum terverfikasi muncul memperlihatkan remaja tersebut ditendang di kepala dengan mulut yang diselotip.
Wali kota mengatakan orang-orang ketakutan dan “video-video yang sangat menjijikkan” sedang dibagikan yang melibatkan penyiksaan terhadap kaum muda, dan menambahkan: “Celana orang-orang dicabik, alat kelamin mereka difilmkan dan diposting daring—dan sungguh saya pikir itu sudah cukup.”
Menteri Kehakiman Belanda, Foort van Oosten, menyatakan “sangat menyedihkan bahwa sekolah-sekolah harus memutuskan untuk melakukan ini” karena bersekolah adalah hak anak.
Polisi menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bekerja untuk “memulihkan ketenangan dan memastikan keamanan di area tersebut”, dan memiliki kewenangan berdasarkan perintah darurat dari wali kota Beverwijk dan Heemskerk untuk melakukan penggeledahan preventif dan memerintahkan kelompok untuk bubar.
Klub-klub olahraga membatalkan sesi latihan malam, dengan klub lokal DEM menyatakan bahwa itulah saat gangguan sedang berlangsung.
“Sulit membayangkan ini terjadi dalam kehidupan normal,” ujar pemimpin gerakan petani-warga BBB, Caroline de Plas. “Kita benar-benar menjadi gila.”