Raksasa Farmasi Umumkan PHK Besar-Besaran, 9.000 Karyawan Terdampak

Jumat, 12 September 2025 – 18:52 WIB

Jakarta, VIVA – Gelombang PHK kembali terjadi di industri farmasi global. Novo Nordisk, perusahaan farmasi besar dari Denmark yang terkenal sebagai pembuat obat pelangsing populer seperti Ozempic dan Wegovy, baru saja mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 karyawan dari total pekerja global mereka sebanyak 78.400 orang.

Langkah drastis ini diumumkan hanya sekitar sebulan setelah Maziar Mike Doustdar resmi menjadi CEO baru. Melalui restrukturisasi ini, Novo Nordisk ingin menghemat sekitar 8 miliar kroner Denmark atau setara US$1,3 miliar per tahun pada akhir 2026.

Perusahaan menyebutkan bahwa 5.000 karyawan di Denmark akan terkena dampaknya langsung. Proses restrukturisasi akan “dimulai segera,” dan pemberitahuan resmi ke karyawan yang terdampak akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan, sambil menunggu perundingan ketenagakerjaan di tiap wilayah.

“Terkadang keputusan tersulit adalah yang paling benar untuk masa depan yang kita bangun,” kata Doustdar dalam postingannya di LinkedIn, seperti dikutip dari Fierce Pharma. “Saya yakin ini langkah yang tepat untuk kesuksesan jangka panjang perusahaan.”

Manajemen Novo Nordisk menegaskan bahwa keputusan ini diambil untuk menyederhanakan organisasi yang dianggap terlalu rumit karena perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. “Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan bisnis kami yang cepat telah menambah kerumitan organisasi dan biaya,” ujar perusahaan dalam pernyataannya.

Transformasi ini, lanjut mereka, bertujuan agar Novo Nordisk bisa lebih banyak berinvestasi dalam ilmu pengetahuan, kemampuan komersial, serta peningkatan kapasitas produksi, dengan tujuan menjangkau jutaan pasien yang belum mendapat pengobatan.

Doustdar menambahkan bahwa fokus utama perusahaan sekarang adalah pada bisnis inti, yaitu diabetes dan obesitas, sambil tetap mempertahankan ambisi di bidang penyakit langka.

MEMBACA  BNPB mulai fokus pada langkah-langkah pasca banjir di Demak, Jawa Tengah.

“Kami punya rencana ambisius dalam penyakit langka, dengan beberapa peluncuran produk menarik dalam beberapa tahun mendatang,” jelas juru bicara Novo Nordisk.

Keputusan memotong ribuan karyawan ini diperkirakan akan menimbulkan biaya restrukturisasi satu kali sebesar 8 miliar kroner (sekitar US$1,3 miliar). Akibatnya, perkiraan pertumbuhan laba operasi penuh tahun 2025 akan dikoreksi turun menjadi 4–10%, dari perkiraan sebelumnya 10–16%.

PHK besar-besaran ini terjadi setelah ada sinyal peringatan dari CEO sebelumnya, Lars Fruergaard Jørgensen, yang pernah menyebut pada Agustus lalu bahwa langkah efisiensi tidak bisa dihindari. Beberapa minggu kemudian, Novo Nordisk juga sempat mengumumkan pembekuan perekrutan di area non-bisnis penting.

Persaingan Ketat di Industri Farmasi

Novo Nordisk menjadi sorotan sejak meluncurkan obat penurun berat badan Wegovy pada 2021, yang dianggap membuka pasar baru dalam industri farmasi modern. Namun, tingginya permintaan pasien, keterbatasan produksi, dan maraknya obat tiruan membuat perusahaan menghadapi tekanan.

Sekarang, mereka harus bersaing ketat dengan Eli Lilly yang meluncurkan obat serupa bernama Zepbound, yang bahkan sempat melampaui Wegovy dalam jumlah resep mingguan di Amerika Serikat tahun ini.

Mengakhiri pernyataannya tentang restrukturisasi, Doustdar menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari tiga prioritas utama yang dia tetapkan sejak mulai menjabat. “Dengan rencana ini, kami akan memastikan kepemimpinan Novo Nordisk dalam diabetes dan obesitas, sekaligus melanjutkan misi kami untuk melawan penyakit kronis,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Keputusan pemangkasan ribuan karyawan ini diperkirakan menimbulkan biaya restrukturisasi satu kali sebesar 8 miliar kroner (sekitar US$1,3 miliar). Konsekuensinya, proyeksi pertumbuhan laba operasi penuh tahun 2025 akan terkoreksi turun menjadi 4–10%, dari perkiraan sebelumnya 10–16%.