Warga Muslim di Jakarta berkumpul pada Kamis malam di Masjid Istiqlal untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Pemerintah mendorong agar perayaan ini jadi pengingat untuk memperkuat rasa kasih sayang, persatuan, dan kepedulian terhadap sesama.
Kantor Kementerian Agama Jakarta menyerukan kepada umat Islam untuk menjadikan peringatan ini sebagai momen untuk memperdalam kecintaan mereka kepada Nabi dan meneladani ajarannya.
“Mari jadikan peringatan Maulid Nabi ini sebagai momen terbaik untuk lebih mencintai dan meneladani akhlak Nabi Muhammad bahkan lebih lagi,” kata Adib, Kepala Kantor Urusan Agama Jakarta, dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
Ia menyatakan bahwa nilai-nilai yang diajarkan Nabi harus menjadi pedoman bagi umat Islam, dengan menekankan kasih sayang, rasa hormat, kesediaan untuk menolong, serta upayanya dalam mempromosikan persatuan sambil menghindari perpecahan dan permusuhan.
Peringatan 12 Rabiul Awal 1447 ini diselenggarakan bersama oleh kementerian dan disiarkan secara daring.
Perayaan tahun ini diadakan dengan pendekatan yang lebih inklusif, dimulai dengan istighotsah (doa bersama), dilanjutkan dengan doa nasional, pembacaan ayat suci, dan dzikir bersama.
Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara tersebut, didampingi oleh pejabat tinggi termasuk Ketua MPR Ahmad Muzani, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala BIN M. Herindra, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Perayaan tahun 2025 mengangkat tema, “Ekoteologi: Nabi Muhammad sebagai Teladan bagi Kelestarian Bumi dan Negeri.”
Penyelenggara menyatakan tema ini menghubungkan ajaran Islam dengan perlindungan lingkungan dan ketahanan nasional. Tema ini menyeru umat Islam untuk peduli terhadap alam dan menjaga bangsa dengan mempraktikkan nilai-nilai Nabi berupa kasih sayang, keadilan, dan tanggung jawab.
Berita terkait: Pesan Maulid Nabi Muhammad kepada politikus Indonesia
Berita terkait: Maulid Nabi diperingati di istana negara
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa, Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025