Xinhua: Keberanian Tak Gentar Pacu Kemajuan China

Beijing (ANTARA) – Dengan mempelajari sejarah, kita bisa dapet wawasan tentang masa depan. Memperingati 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok terhadap Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia adalah waktu yang tepat buat merenungkan masa lalu dan mengambil kekuatan untuk melanjutkan perjuangan sekarang.

Di tahun 1936, jurnalis Amerika Edgar Snow mengambil foto di barat laut Tiongkok: di Dataran Loess yang berdebu, seorang prajurit Tentara Merah yang muda berdiri tegak, memegang terompet di bibirnya. Gambar itu, yang melambangkan seruan untuk bersatu melawan penjajah Jepang, menyampaikan pesan perlawanan pantang menyerah dari Timur kepada dunia.

Melalui Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang yang sulit dan heroik dari 1931 hingga 1945, terbentuklah semangat perlawanan yang besar. Rakyat Tiongkok menunjukkan kepada dunia patriotisme di mana setiap warga negara punya tanggung jawab atas masa depan bangsa, integritas nasional yang siap mati dan tidak pernah menyerah, semangat kepahlawanan yang tidak takut kekerasan dan berjuang sampai akhir, serta keyakinan akan kemenangan yang gigih dan tak tergoyahkan.

Ketika jurnalis Amerika Agnes Smedley bertanya kepada Jenderal Yang Hucheng pada tahun 1930-an apakah Tiongkok benar-benar bisa melawan tank dan bomber Jepang, Yang memberikan jawaban yang tegas: "Mereka mungkin punya lebih banyak pesawat dan tank. Tapi kami tahu kami harus berjuang. Dan ketika kemauannya kuat, kekuatan akan mengikuti."

Selama 14 tahun yang melelahkan, sebuah bangsa dengan sumber daya militer dan ekonomi yang terbatas bertahan dan akhirnya menang.

Sejak Perang Candu pada tahun 1840, Tiongkok selalu menjadi sasaran invasi dan perundungan dari kekuatan asing. Kemenangan dalam Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang menandai kemenangan lengkap pertama rakyat Tiongkok dalam pembebasan nasional dan titik balik bersejarah bagi bangsa Tiongkok — dari jurang krisis di zaman modern ke jalan kebangkitan kembali yang besar. Rakyatnya tidak lagi seperti "pasir longgar," tapi menjadi rakyat yang memiliki kebanggaan dan persatuan nasional.

MEMBACA  Raksasa Minyak Laut Utara Pilih Norwegia Dibanding Pasar Inggris yang Tak Terprediksi

Semangat di balik kemenangan itu adalah aset yang sangat berharga bagi rakyat Tiongkok. Itu telah menginspirasi dan akan terus menginspirasi rakyat Tiongkok untuk mengatasi semua kesulitan dan rintangan dalam mengejar modernisasi dan kebangkitan nasional.

Dengan semangat inilah negara itu membangun sistem industri yang lengkap setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949. Dengan semangat inilah Tiongkok menghilangkan kemiskinan absolut dan mengangkat hampir 800 juta orang keluar dari kemiskinan dalam 40 tahun sejak reformasi dan keterbukaan pada akhir 1970-an. Dengan semangat inilah Tiongkok mencapai prestasi pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabilitas sosial jangka panjang serta menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.

Tiongkok, negara dengan 1,4 miliar orang, tidak ada preseden yang bisa diikuti dalam jalur menuju modernisasinya. Ketika pengamat Barat bertanya bagaimana Partai Komunis Tiongkok konsisten menyelesaikan berbagai hal, jawabannya adalah bahwa itu adalah hasil dari tekad yang abadi, persatuan dan ketekunan dari generasi-generasi yang menganut mandiri dan pengorbanan, dan yang memiliki keyakinan tak tergoyahkan dalam kekuatan kehendak kolektif.

Tiongkok berada dalam tahap kritis untuk mewujudkan kebangkitannya kembali, di mana kesulitan dan tantangan internal dan eksternal masih ada. Tiongkok belum mencapai reunifikasi nasional yang lengkap.

Secara eksternal, dunia mengalami perubahan mendalam dengan perang tarif dan perdagangan yang mengganggu tatanan ekonomi global dan perundungan unilateral yang menantang mekanisme multilateral. Negara-negara tertentu berusaha untuk membendung perkembangan Tiongkok.

Semakin besar tekanan eksternal, semakin penting untuk memanfaatkan kekuatan spiritual. Tantangan dan kesulitan ini akan mendorong rakyat Tiongkok untuk melanjutkan keberanian pantang menyerah, memperkuat keyakinan dan kepercayaan diri, menghadapi masalah secara langsung, dan mengurus urusan negaranya sendiri dengan baik.

MEMBACA  Final Barcelona vs Real Madrid, Juventus Wins Convincingly

Kemenangan 80 tahun yang lalu sejak itu membuktikan kebenaran berulang kali: jangan pernah meremehkan potensi, ketahanan, dan kekuatan Tiongkok.

Reporter: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025