Perusahaan kendaraan listrik yang sedang bermasalah, Lucid Motors (LCID), telah melakukan stock split terbalik untuk mengonsolidasi saham guna memenuhi harga perdagangan minimum NASDAQ sebesar $1 dan mencegah pencopotan dari bursa.
Per Jumat lalu, harga saham Lucid telah anjlok lebih dari 96% dari rekor tertingginya sebesar $64.86 yang dicapai pada Februari 2021.
Meskipun langkah ini dapat melindungi perusahaan untuk sementara waktu, hal ini sedikit saja mengatasi masalah mendasar yang menghantui produsen kendaraan listrik yang sedang berjuang ini.
Didirikan pada 2014 oleh mantan insinyur Tesla (TSLA) Peter Rawlinson, Lucid awalnya bertujuan untuk bersaing di segmen EV mewah dengan sedan andalannya, Air, yang diposisikan sebagai pesaing premium untuk Tesla Model S.
Perusahaan ini memiliki target produksi yang ambisius, awalnya menargetkan 20.000 kendaraan pada 2022, lalu 49.000 pada 2023, dan 90.000 pada 2024. Namun, perusahaan kesulitan memenuhi permintaan dan pada 2024, Lucid hanya mengirimkan sedikit di atas 10.200 kendaraan.
Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan besarnya tantangan yang dihadapi. Meskipun pendapatan naik 36% menjadi $808 juta pada 2024, kerugian bersih justru melebar menjadi $3,1 miliar. Itu berarti kerugian sekitar $299.000 untuk setiap kendaraan yang terjual.
### Lucid telah berusaha untuk tetap bertahan
Beberapa kali pemotongan harga untuk sedan Air dari sekitar $80.000 menjadi kira-kira $71.400 mencerminkan upaya berkelanjutan untuk tetap kompetitif. Namun, ruang untuk menaikkan harga sangat terbatas karena tingginya biaya manufaktur.
Meskipun memiliki likuiditas yang cukup sekitar $4,8 miliar dan memperluas fasilitas manufaktur di Arizona dan Arab Saudi, prospek pertumbuhan Lucid tetap tidak pasti. Perusahaan menghadapi persaingan ketat dari Tesla dan pembuat mobil lain. Peluncuran SUV Gravity yang lebih terjangkau, yang dianggap dapat mengubah permainan, juga tertunda dan belum terwujud.
Analis memproyeksikan pertumbuhan jangka pendek yang moderat, dengan pendapatan 2025 diperkirakan mencapai $1,3 miliar (naik 61%) dan kerugian diproyeksikan menurun sedikit.
Namun, bahkan perkiraan yang optimis sekalipun hanya menempatkan kapitalisasi pasar Lucid pada $6,4 miliar, atau kira-kira lima kali dari penjualan yang diharapkan pada 2025. Sebagai pembanding, valuasi Tesla tetap di atas $1 triliun dengan rasio harga-terhadap-penjualan sekitar 12.
Jika Lucid dapat merealisasikan rencana pertumbuhannya, sahamnya berpotensi naik dua atau tiga kali lipat, asalkan mencapai valuasi yang setara dengan Tesla. Untuk saat ini, stock split terbalik memberikan kelonggaran sementara, tetapi investor harus mempertimbangkannya dengan hati-hati mengingat kondisi keuangan perusahaan yang fluktuatif dan persaingan yang ketat.
### Akankah Lucid Bertahan di Pasar dalam Waktu Lama?
Saham Lucid Motors mengalami minggu yang buruk, mencerminkan kekhawatiran investor yang lebih luas tentang permintaan masa depan untuk kendaraan listrik (EV) dan sentimen pasar secara keseluruhan. Saham pembuat EV mewah itu merosot tajam setelah analis menyoroti tantangan berkelanjutan di industri, termasuk meningkatnya persaingan, naiknya biaya produksi, dan melunaknya minat konsumen.
Terlepas dari euforia sebelumnya sekitar inovasi teknologi Lucid dan rencana untuk memperluas jajaran produk mewahnya, laporan keuangan terkini dan data pasar menunjukkan bahwa perusahaan mungkin menghadapi lingkungan yang lebih menantang dari yang diperkirakan sebelumnya.
Gangguan rantai pasok yang terus-menerus, ditambah dengan skeptisisme atas tingkat adopsi EV, membebani kepercayaan investor.
Bagi investor, penurunan baru-baru ini yang telah menghapus hampir semua keuntungannya, menandakan peningkatan kehati-hatian di antara pemegang saham di sektor EV yang fluktuatif.
Seiring dengan persaingan sengit antar produsen mobil untuk merebut pangsa pasar, terutama di segmen premium, profitabilitas masa depan Lucid tetap menjadi sorotan.