Michael Sheils McNamee
BBC News
AFP via Getty Images
Demo besar-besaran telah terjadi di berbagai kota di Indonesia disertai bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa menyusul tewasnya seorang pengemudi ojek online yang ditabrak kendaraan polisi pada Kamis malam.
Affan Kurniawan (21 tahun) sebelumnya turut serta dalam aksi menentang tunjangan perumahan bagi politisi dan memprotes persoalan biaya hidup.
Pada Jumat, gas air mata dan water cannon ditembakkan ke kerumunan massa yang berkumpul di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, sementara sejumlah pengunjuk rasa melemparkan molotov dan kembang api.
Kerusuhan ini dipandang sebagai ujian penting bagi Presiden Prabowo Subianto, di tengah kekesalan publik akan minimnya lapangan kerja, upah rendah, pajak tinggi, dan melonjaknya biaya hidup.
Pemakaman Affan Kurniawan digelar pada Jumat, dengan rekan-rekan seprofesinya mengantarkan ia ke peristirahatan terakhir.
Mereka didampingi Kapolda Jakarta Asep Edi Suheri, serta politisi Rieke Dyah Pitaloka dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, yang menyampaikan harapan agar kasus ini diusut tuntas namun mengimbau para driver untuk menghentikan aksinya demi menjaga stabilitas.
Kapolda juga mengulang permohonan maafnya.
Sementara itu, para pengunjuk rasa berkumpul di luar markas kepolisian untuk menuntut keadilan atas kematiannya.
Presiden Prabowo Subianto juga telah menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga almarhum, dengan menyatakan bahwa ia “terkejut dan kecewa atas tindakan berlebihan oknum tersebut”.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, turut mengunjungi keluarga almarhum untuk menyampaikan belasungkawa dan menawarkan bantuan duka untuk biaya pemakaman.
Getty Images
Seorang kerabat terlihat sedang berdoa di makam Affan Kurniawan (21)
Pada Jumat, tujuh personel dari Satuan Brimob dinyatakan “terbukti melanggar kode etik profesi kepolisian”.
Seiring berjalannya hari, ketegangan kian memanas—para pengunjuk rasa berupaya menghadang konvoi polisi dan melempari kendaraan dengan batu.
Massa terus membesar seiring kedatangan mahasiswa dari Universitas Pertamina setempat.
Sebelumnya, pengunjuk rasa memasang spanduk di jembatan penyeberangan orang terdekat yang bertuliskan “tangkap oknum polisi yang terkutuk itu”.
Di Kwitang, Jakarta Pusat, tensi meningkat ketika para demonstran bergerak menuju jalan depan Markas Besar Polri. sebelumnya, mereka telah dihadang oleh pasukan marinir dan tentara.
Polisi menembakkan gas air mata dari dalam kantor, sementara pengunjuk rasa juga berusaha memblokir konvoi polisi dan melempari kendaraan dengan batu.
Meski hujan deras, sejumlah pengunjuk rasa melemparkan molotov dan petasan ke arah kompleks kepolisian, dilaporkan oleh Kompas, partner BBC Indonesia.
Aksi protes juga terlihat di sejumlah kota di luar Jakarta seperti Jawa Barat, Surakarta, Bandung, dan Medan.
Rekaman drone dari pemakaman Affan menunjukkan ribuan driver datang memberikan dukungan, ada yang berjalan kaki maupun menggunakan kendaraan—banyak yang mengenakan jaket hijau khas employer mereka, Gojek, sebuah aplikasi multiguna yang menyediakan layanan ojek online.
EPA
Para demonstran membakar pembatas jalan di luar Markas Polda Metro Jaya
Menyusul meninggalnya Affan, Gojek merilis pernyataan: “Di balik setiap jaket hijau, ada keluarga, doa, dan perjuangan.
“Affan Kurniawan adalah bagian dari perjalanan itu, dan kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi kita semua.”
Perusahaan menambahkan bahwa mereka akan memberikan dukungan kepada keluarga almarhum.
Meskipun aksi protes—yang telah berlangsung sepanjang pekan ini—mencakup berbagai isu, salah satu keluhan utama adalah mengenai tunjangan bulanan baru untuk anggota dewan.
Mereka akan menerima tunjangan sebesar 50 juta rupiah, yang hampir 10 kali lipat dari upah minimum di Jakarta, ibu kota dan kota terbesar Indonesia.
Para pengunjuk rasa juga menuntut upah yang lebih tinggi, pajak yang lebih rendah, serta langkah-langkah anti-korupsi yang lebih kuat.