Keadilan untuk Affan Harus Ditegakkan

Jumat, 29 Agustus 2025 – 09:14 WIB

Jakarta, VIVA – Seorang driver ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan (20) meninggal dunia setelah tertabrak mobil taktis (rantis) Barracuda Brimob Polri di daerah Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis malam 28 Agustus 2025.

Baca Juga:
Buntut Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Polisi Disandera Warga Saat Ricuh di Otista

Affan sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk dirawat. Tapi, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Pemuda asal Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat itu meninggalkan duka yang dalam buat keluarganya, sesama driver ojol, dan masyarakat yang ikut bersuara dalam demo tersebut.

Kejadian tragis ini memicu reaksi keras dari banyak pihak, termasuk mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia menyampaikan belasungkawa dan juga menyerukan keadilan untuk almarhum dan keluarganya.

Baca Juga:
Pramono Melayat ke Rumah Duka Affan, Pemakaman Difasilitasi Pemprov DKI

Anies: Nyawa Muda Penuh Harap Telah Terenggut

Anies menyebut kabar meninggalnya Affan sebagai pukulan berat. Menurut dia, kehilangan ini bukan cuma milik keluarga korban, tapi juga jadi luka buat bangsa bersama.

“Kita sangat terpukul dan geram atas meninggalnya Affan Kurniawan, driver ojol yang wafat tragis saat menyuarakan hak. Hidup muda penuh harapan terenggut dalam perjuangan keadilan,” kata Anies lewat Instagram pribadinya, Jumat 29 Agustus 2025.

Dia menambahkan, doa dan dukungan sepenuhnya diberikan kepada keluarga almarhum. Kehilangan seorang anak muda yang sedang berjuang cari nafkah dan menyuarakan hak rakyat harus menjadi pengingat bahwa demokrasi tidak boleh dibayar dengan nyawa.

Anies menekankan perlunya investigasi terbuka dan proses hukum yang tegas untuk insiden ini. Dia nilai langkah Kapolri yang sudah minta maaf adalah awal yang baik, tapi belum cukup kalau tidak dilanjutkan dengan penegakan hukum yang nyata.

MEMBACA  Penurunan Partisipasi Politik Kaum Muda, 'Program Pembangunan Politik' Hadirkan Harapan Baru

“Kita mendesak investigasi transparan dan proses hukum tegas. Langkah Kapolri dengan permintaan maaf terbuka harus dituntaskan dengan penegakan hukum konsekuen,” tegasnya.

Menurut Anies, insiden Affan harus jadi momentum untuk perbaiki cara aparat dalam mengawal demo. Dia nilai penyampaian aspirasi tidak boleh berujung pada rasa takut apalagi kehilangan nyawa.

Demokrasi Harus Dijaga, Aspirasi Jangan Diremehkan

Lebih lanjut, Anies juga singgung pentingnya menghormati hak rakyat untuk menyampaikan pendapat. Dia tanya bagaimana mungkin masyarakat bisa demo dengan damai kalau wakil rakyat dan pejabat negara malah bersikap semena-mena.

“Tuntutan penyampaian aspirasi damai harus diimbangi kesediaan mendengar dan pertimbangkan aspirasi secara serius dan beradab, bukan malah diremehkan sampai bikin marah dan putus asa masyarakat,” kata Anies.

Dia nilai, perilaku pejabat yang menyepelekan suara rakyat cuma akan memperdalam krisis kepercayaan. Karena itu, negara harus hadir dengan sikap yang adil, terbuka, dan menghargai demokrasi.

Terakhir, Anies tekankan tidak boleh ada lagi nyawa melayang cuma karena rakyat menyalurkan aspirasinya. Demokrasi harus dijaga agar perbedaan pendapat bisa disampaikan tanpa ancaman kekerasan.

“Jangan ada lagi nyawa melayang saat menyampaikan aspirasi. Keadilan harus hadir sekarang, untuk Affan, keluarganya, dan masa depan demokrasi kita,” tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Ia menambahkan, doa dan dukungan sepenuhnya diberikan kepada keluarga almarhum. Kehilangan seorang anak muda yang tengah berjuang mencari nafkah sekaligus menyuarakan hak rakyat harus menjadi pengingat bahwa demokrasi tidak boleh dibayar dengan nyawa.