Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pembentukan Badan Industri Mineral (BIM) dimaksudkan untuk mengelola mineral strategis, terutama mineral tanah jarang, di tengah permintaan global yang meningkat pesat.
Berbicara di kompleks Istana Presiden di Jakarta, Hartarto menekankan bahwa tanah jarang saatini sangat diminati di seluruh dunia dan karena itu memerlukan perhatian khusus.
“Badan Industri Mineral ini terkait dengan tanah jarang, yang sekarang telah menjadi perhatian utama,” ujar Hartarto.
Dia menjelaskan bahwa badan yang baru dibentuk ini akan bertanggung jawab untuk mengekstraksi, mengamankan, dan mengembangkan industri tersebut.
Dia mencatat bahwa produk akhir dari pengolahan tanah jarang termasuk magnet dan baterai, yang sangat penting di hampir semua industri, termasuk pertahanan.
Mengenai penetapan Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Brian Yuliarto sebagai Kepala Badan Industri Mineral, Hartarto mengatakan keputusan itu diambil karena badan tersebut juga memiliki fungsi riset dan ilmu pengetahuan.
“Itu karena lembaganya sangat terkait dengan riset dan sains, khususnya untuk tanah jarang yang perlu pengembangan lebih lanjut,” jelasnya.
Hartarto membantah kekhawatiran tentang tumpang tindih tugas dengan Kementerian ESDM atau Kementerian Perindustrian, dengan menyatakan bahwa setiap institusi memiliki cakupan kerja yang jelas dan sudah ditetapkan.
Tadi pagi, Presiden Prabowo Subianto secara resmi melantik Yuliarto sebagai kepala badan tersebut dalam upacara sumpah jabatan di Istana Negara.
Pelantikan Yuliarto juga menandai berdirinya secara formal Badan Industri Mineral, yang sebelumnya dikelola oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara di bawah Kementerian ESDM.
Pengolahan hilir sumber daya mineral yang saat ini diawasi oleh badan tersebut—termasuk nikel, bauksit, tembaga, dan tanah jarang—bertujuan untuk memenuhi permintaan global akan energi bersih dan teknologi baterai.
Berita terkait: Penambangan tanah jarang dikendalikan penuh negara: Menteri Bahlil
Berita terkait: Danantara Indonesia targetkan kerja sama mineral dan energi dalam 6 bulan
Penerjemah: Fathur Rochman, Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025