Israel Gunakan Kelaparan di Gaza sebagai Senjata Perang, Dunia Wajib Bertindak!

Senin, 25 Agustus 2025 – 08:03 WIB

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi I DPR RI Yudha Novanza Utama bilang bahwa pengumuman resmi PBB tentang bencana kelaparan di Gaza, Palestina, harus jadi peringatan untuk dunia internasional. Menurut dia, situasi ini adalah krisis kemanusiaan yang sebenernya bisa dicegah, tapi terjadi karena Israel nutup akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca Juga:
Bahlil Tegaskan Golkar Bakal Lawan Pihak yang Ganggu Pemerintahan Prabowo-Gibran

“Deklarasi PBB menandai pertama kalinya bencana kelaparan diumumin di Timur Tengah. Fakta ini nunjukin penderitaan rakyat Palestina udah dalam tahap yang sangat darurat,” kata Yudha dalam keterangannya, dikutip Senin, 25 Agustus 2025.

Yudha nyorot pernyataan Kepala Bantuan PBB Tom Fletcher yang tegaskan bahwa kelaparan ini sebenernya nggak perlu terjadi. “Fletcher bilang dengan jelas bahwa makanan nggak bisa sampe ke Gaza karena dihambat sama Israel secara sistematis. Artinya, ini bukan bencana alam, tapi akibat dari kebijakan politik yang nutup akses kemanusiaan,” ujarnya.

Baca Juga:
Netanyahu Ingin Perang Israel di Gaza Berlangsung Puluhan Tahun

Warga gaza mengantre makanan karena kelaparan

Politikus Partai Golkar itu nyeruh agar komunitas internasional buruan bersatu untuk tekan Israel supaya buka jalur bantuan. “Ratusan ribu warga Gaza sekarang hadapi kondisi bencana besar. Situasi ini nggak cuma urusan Palestina, tapi juga ujian buat solidaritas kemanusiaan dunia. Jangan biarin kelaparan dijadikan senjata perang,” tegasnya.

Baca Juga:
240 Jurnalis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza, Lampaui saat Perang Dunia

Yudha juga desak pemerintah Indonesia untuk ambil langkah nyata di forum internasional. “Pemerintah Indonesia harus lebih aktif memimpin inisiatif diplomatik, baik di PBB, OKI, maupun forum internasional lain. Indonesia nggak boleh diam, harus berdiri di depan buat perjuangkan dibukanya jalur bantuan dan penghentian blokade Israel,” kata Yudha.

MEMBACA  Ledakan di Benteng Merah Dinyatakan Pemerintah India sebagai Aksi Teror

Di kesempatan yang sama, legislator dari Dapil Sumsel I itu nyampaikan keprihatinan mendalam terhadap anak-anak Gaza yang paling merasakan dampak bencana ini.

“Anak-anak adalah korban yang paling nggak berdaya. Mereka menderita kelaparan, sakit, bahkan kehilangan masa depan karena perang dan blokade. Dunia nggak boleh tutup mata ketika generasi muda Palestina dibiarin mati pelan-pelan karena kelaparan,” ujarnya dengan nada emosional.

Deklarasi PBB: Bencana Kelaparan Pertama di Timur Tengah

PBB pada Jumat, 22 Agustus 2025, umumkan bencana kelaparan di Gaza, Palestina—pertama kalinya deklarasi kelaparan resmi dikeluarin PBB di Timur Tengah.

Panel Integrated Food Security Phase Classification (IPC) nyatakan bahwa per 15 Agustus 2025, wilayah Kota Gaza udah masuk fase bencana kelaparan (IPC Fase 5) dan diprediksi bakal meluas ke Deir al-Balah dan Khan Younis pada akhir September, nyaris ngalahin dua pertiga wilayah Palestina.

Lebih dari 500.000 orang di Jalur Gaza sekarang hadapi kondisi kelaparan akut, dan bisa naik jadi 641.000 orang—sekitar sepertiga populasi—pada akhir September. Krisis ini terjadi karena blokade Israel yang sejak Maret larang bantuan masuk, sebelum akhirnya ngasih izin dengan jumlah yang sangat sedikit pada akhir Mei.

Kepala Bantuan PBB Tom Fletcher sebut kondisi ini sebagai tragedi yang “seharusnya bisa dicegah kalo makanan dibolehin masuk.” Tapi, Israel bantah laporan ini dan sebut itu sebagai “kebohongan Hamas” yang disebar lewat lembaga internasional.

Sementara itu, Hamas tuduh Israel pake kelaparan sebagai “senjata perang” dan desak agar blokade langsung dicabut supaya bantuan seperti makanan, obat-obatan, air, dan bahan bakar bisa masuk secara terus-menerus.

Halaman Selanjutnya
“Anak-anak adalah korban paling tidak berdaya. Mereka menderita kelaparan, sakit, bahkan kehilangan masa depan karena perang dan blokade. Dunia tidak boleh menutup mata ketika generasi muda Palestina dibiarkan mati perlahan akibat kelaparan,” ujarnya dengan nada emosional.

MEMBACA  Gelandang Persib, Dedi Kusnandar, Mengatakan Timnas Indonesia Mengalami Banyak Perubahan