Apapun pendapatmu tentang perangkat lunak Digital Rights Management (DRM), sulit untuk membantah bahwa fitur ini memang menyebalkan. Teknologi seperti ini, secara teori, ada untuk melindungi kekayaan intelektual perusahaan yang menciptakan musik, film, dan game. Namun, teknologi ini juga bisa menghalangimu untuk menikmati buku, musik, dan video sesuai dengan cara yang kamu inginkan.
Misalnya, kamu membeli sekumpulan buku di platform Amazon Kindle, tetapi kemudian memutuskan untuk beralih ke perangkat Kobo (atau sebaliknya). Sistem DRM pada kedua platform dirancang untuk mencegahmu memindahkan buku-bukumu dari satu platform ke platform lainnya. Artinya, kamu mungkin harus membayar lagi hanya untuk membaca buku di Kobo yang sebenarnya sudah kamu beli di Kindle.
Memang ada perangkat lunak yang dapat menghilangkan DRM ini. Prosesnya memerlukan riset dan melewati beberapa kendala teknis, tetapi hal itu bisa menyelamatkanmu dari keharusan membeli media yang sama untuk kedua kalinya. Tetapi, apakah hal itu legal?
Ilegal, tetapi Kemungkinan Besar Tidak Ditindak
Mari kita buka kartunya: Tindakan menghapus DRM dari segala jenis karya berhak cipta pada dasarnya adalah ilegal di AS menurut bagian 1201 dari judul 17, Kode Amerika Serikat, yang disahkan dengan Digital Millennium Copyright Act pada tahun 1998.
Aturannya tertulis cukup jelas: “Tidak ada orang yang boleh mengelakkan tindakan teknologi yang secara efektif mengontrol akses ke sebuah karya yang dilindungi menurut judul ini.”
Saya bertanya kepada Derek Bambauer, seorang profesor hukum di Universitas Florida yang khusus dalam hukum internet, keamanan siber, dan kekayaan intelektual, apakah ada pengecualian untuk aturan ini. Bambauer mengatakan bahwa hampir tidak ada ambiguitas hukum di sini.
“Pengecualian ada di dalamnya, tetapi sangat sempit,” katanya, menekankan bahwa argumen Amandemen Pertama cenderung tidak berlaku dalam hal kekayaan intelektual.
Tetapi, akankah menghapus DRM dari file yang kamu bayar berujung pada penjara atau dituntut? Mungkin tidak, kata Bambauer, karena perusahaan biasanya tidak repot-repot mengejarnya.
“Kita semua agak sering melanggar hak cipta secara kasual,” katanya, menyebutkan bahwa komik yang difotokopi di pintu kantornya secara teknis adalah pelanggaran. Dengan sumber daya yang terbatas, pemilik kekayaan intelektual tidak bisa menggugat semua orang. “Perusahaan cenderung hanya mengejar orang yang mendistribusikan karya berhak cipta kepada orang lain.”
“Jika penghapusan DRM hanya untuk konsumsi pribadi, itu sulit dideteksi,” kata Bambauer, “dan tidak worth it bagi perusahaan untuk mengejar hal itu. Pertama, industri musik pernah mencobanya, dan itu adalah kegagalan yang mengerikan. Kedua, jauh lebih mudah untuk mengejar pembuat dan distributor dari perangkatnya.”
Dan itulah yang dilakukan perusahaan: berusaha menutup atau memblokir distribusi perangkat lunak yang menghapus DRM dari file. Bambauer mengatakan ini adalah alasan mengapa sebagian besar perangkat lunak semacam itu cenderung dibuat oleh orang-orang di luar AS dan didistribusikan di situs web di luar yurisdiksi AS. Dia juga menekankan bahwa berbagi file dengan orang lain setelah menghapus DRM jauh lebih besar kemungkinannya menarik gugatan dari perusahaan.