Perubahan Iklim Membawa Wabah Legionnaire ke Daerah Anda

Cerita ini awalnya terbit di Vox dan merupakan bagian dari kolaborasi Climate Desk.

AC telah bekerja ekstra keras musim panas yang terik ini, mulai dari unit jendela kecil hingga menara AC besar yang melayani gedung apartemen berdesakan di kota-kota besar. Meski menghadirkan hawa sejuk yang menyegarkan, perangkat ini juga menciptakan kondisi bagi bakteri berbahaya untuk berkembang biak dan menyebar.

Satu penyakit bawaan bakteri yang cukup ganas saat ini menyebar di New York City dengan menggunakan unit pendingin raksasa sebagai vektornya: penyakit Legionnaire. Pneumonia bakterial ini, yang biasanya muncul tiap musim panas di kota terbesar AS tersebut, telah menjangkiti lebih dari 100 orang dan menewaskan lima orang dalam wabah yang terus meluas.

Jika Anda tidak tinggal di New York City atau kawasan Timur Laut, Anda mungkin tak pernah mendengar tentang Legionnaire, namun ancaman kesehatan publik yang selama ini dianggap spesifik ini mungkin tak akan lama lagi demikian.

Perubahan iklim turut berkontribusi membuat penyakit Legionnaire menjadi lebih banyak di tempat-tempat yang sudah ada dan menciptakan potensinya untuk merambah ke wilayah baru dimana populasi mungkin belum terbiasa. Kota-kota di Timur Laut dan Barat Tengah, tempat cuaca panas bertemu dengan infrastruktur tua, telah melaporkan lebih banyak kasus dalam beberapa tahun terakhir. Baru-baru ini, bakteri Legionella ditemukan dalam sistem air sebuah panti jompo di Dearborn, Michigan—salah satu negara bagian, bersama dengan Ohio, Pennsylvania, Illinois, dan Wisconsin, yang mengalami peningkatan aktivitas dalam beberapa tahun belakangan.

Siapa pun dapat tertular penyakit Legionnaire dengan menghirup tetesan kecil air yang mengandung bakteri, dan gejalanya—demam, sakit kepala, sesak napas—muncul dalam hitungan hari. Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang parah, dengan tingkat kematian sekitar 10 persen.

MEMBACA  "Kurasa Anda Membelinya," Kata Jim Cramer

Meski orang yang lebih sehat sering kali hanya mengalami sedikit gejala, kelompok yang lebih rentan—anak kecil, lansia, orang hamil, dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah—menghadapi bahaya serius dari penyakit ini. Sekitar 5.000 orang meninggal setiap tahun di Amerika Serikat akibat penyakit Legionnaire, banyak di antaranya tinggal di perumahan berpenghasilan rendah dengan peralatan pendingin usang dimana bakteri dapat lebih mudah tumbuh dan menyebar.

Penyakit Legionnaire merupakan mikrokosmos dari dampak perubahan iklim pada komunitas berpenghasilan rendah. Seiring suhu yang lebih hangat memfasilitasi penyebaran penyakit, populasi yang paling rentan secara sosial akan membayar harga yang paling mahal.

Tabrakan antara Penyakit Legionnaire, Perubahan Iklim, dan Kesengjangan Ekonomi

Penyakit Legionnaire pertama kali didokumentasikan setelah wabah pneumonia yang luar biasa agresif selama konferensi American Legion di Philadelphia pada tahun 1976. Tak lama, ilmuwan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengonfirmasi penyebab penyakit misterius tersebut: sebuah bakteri yang sebelumnya tidak dikenal dan kemudian dinamai Legionella. Sayangnya, Legionella ada di mana-mana—di sungai, danau, serta pipa air di seluruh negeri.

Namun biasanya, bakteri ini hadir dalam konsentrasi yang sangat rendah dan begitu terpencil sehingga tidak menimbulkan ancaman bagi manusia. Biasanya.

Kini, petugas kesehatan kota menemukan bakteri tersebut dalam tangki pendingin besar yang melayani gedung apartemen besar di seluruh New York City, khususnya di Harlem. Tangki pendingin adalah tempat ideal bagi Legionnaire untuk tumbuh dan menyebar. Tangki tersebut berisi air hangat yang stagnan dan lebih kondusif bagi pertumbuhan bakteri. Layaknya pendingin evaporatif, sistem ini mengubah air hangat yang stagnan menjadi udara sejuk bagi penghuni apartemen. Mereka dapat menyemprotkan kabut yang sarat bakteri ke udara terbuka, menyebarkannya ke udara sekitarnya, di mana ia dapat masuk ke paru-paru seseorang saat mereka menghirupnya. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), 80 persen kasus Legionnaire terkait dengan sistem air minum.

MEMBACA  Orang-orang yang Menghadirkan Qi2 Kini Berusaha Membawa Pengisian Nirkabel ke Peralatan Dapur