Sabtu, 23 Agustus 2025 – 18:50 WIB
Jakarta, VIVA – Kesadaran berlalu lintas sering dibandingkan kayak arena balapan: semua orang pengen cepet sampe tujuan, tapi cuma yang disiplin sama aturan yang bisa selamat sampe garis akhir. Semangat inilah yang coba dibawa oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri lewat program “Polantas Menyapa” di tengah kemeriahan Dieng Culture Festival (DCF) 2025.
Baca Juga :
MotoGP Balaton Park Ricuh! Alex Marquez dan Jack Miller Kena Grid Penalty 3 Posisi
Program ini adalah salah satu implementasi dari pilar utama Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK), yaitu Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan. Kalau di lintasan balap, pembalap profesional harus paham teknik, jaga fokus, dan menghormati regulasi, maka di jalan raya masyarakat juga harus punya disiplin yang sama buat keselamatan bersama.
Edukasi dengan Sentuhan Festival
Baca Juga :
Fabio Quartararo Antusias Jajal Circuit MotoGP Baru, Ini Alasannya
Kakorlantas Polri, Irjen. Pol. Agus Suryonugroho, nenegaskan bahwa keselamatan berlalu lintas nggak cuma diajarin di ruang kelas. Lewat DCF 2025, pesan keselamatan dikemas dengan cara yang kreatif, santai, dan menyenangkan.
“Dengan hadir di festival budaya kayak DCF, kami mau nunjukkin bahwa tertib lalu lintas bisa jadi bagian dari gaya hidup dan kebanggaan masyarakat,” kata Irjen. Pol. Agus.
Baca Juga :
Michelin Ungkap Tentang Sirkuit Balaton Park Jadi Tantangan Utama MotoGP 2025
DCF sendiri dihadiri lebih dari 75 ribu orang dari berbagai umur. Kayak balapan besar yang jadi tempat kumpulnya ribuan penonton, festival ini jadi arena yang strategis buat menyebarkan kampanye keselamatan secara besar-besaran.
Safety Riding ala “Pit Stop”
Booth Polantas Menyapa di DCF 2025 itu seperti pit stop di dunia balap. Di sana, masyarakat bisa berhenti sebentar, ngobrol langsung sama anggota Polantas, tanya-tanya tentang SIM, ETLE, sampai keselamatan anak-anak yang mulai pake sepeda atau motor listrik di jalan.
Polantas Menyapa di DCF 2025
Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Kombes Pol. M. Pratama Adhyasastra, bahkan bilang, “Kami nggak bangga nindak. Kalau pengguna jalan tertib, saling menghormati, nggak saling salip, maka kelancaran dan keselamatan berkendara akan naik.”
Pesannya sederhana, sama kayak pembalap yang tau kapan harus nyalip dan kapan harus jaga ritme, pengendara di jalan umum juga harus utamakan keselamatan di atas ego.
Yang menarik, duta keselamatan lalu lintas bagi-bagi cokelat dan merchandise yang ada pesan safety riding-nya. Cara ini jadi semacam “gimmick” ala event olahraga yang bikin pengunjung semangat. Ratusan pengunjung ninggalin pesan keselamatan, kayak lagi nulis strategi balap: selamat sampe finis.
Dari Dieng ke Seluruh Indonesia
Irjen Pol. Agus Suryonugroho nutup dengan pesan yang nggak kalah keras dari suara mesin balap:
“Dari Dieng, kita kirim pesan ke seluruh Indonesia: keselamatan adalah budaya. Mari bareng-bareng tingkatkan kesadaran dan perbanyak ikhtiar keselamatan, biar setiap orang bisa Selamat di Jalan, Selamat di Rumah.”
Lewat program ini, Korlantas pengen negasin: di jalan raya, kita semua adalah “pembalap”. Bedanya, podium kemenangan bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling selamat.
Halaman Selanjutnya
Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Kombes Pol. M. Pratama Adhyasastra, bahkan nenegaskan, “Kami tidak bangga melakukan penindakan. Kalau pengguna jalan tertib, saling menghormati, tidak saling menyalip, maka kelancaran dan keselamatan berkendara akan meningkat.”