Tersebarnya Rekaman Hasil Manipulasi AI Picu Penipusan Paspor terhadap WNI

Para penipu daring di Malaysia telah menyasar warga Indonesia yang hendak mengajukan dokumen imigrasi dengan memanfaatkan video hasil manipulasi kecerdasan artifisial (AI) serta akun-akun WhatsApp palsu yang menyamar sebagai petugas pengawas perbatasan dari kedua negara Asia Tenggara tersebut. Akun-akun ini mengelabui pengguna agar membayar biaya yang membengkak untuk layanan pengurusan paspor dan visa yang seolah-olah resmi.

“Saya, Jeya, petugas imigrasi Malaysia dari Kuala Lumpur, ingin berbagi kepada kalian semua, bagi yang ingin mengurus paspor, izin tinggal, visa, dan dokumen lainnya, silakan hubungi Pak Anton Helistiawan di WhatsApp, insyaallah beliau dapat membantu kalian semua,” ujar seorang pria yang mengenakan seragam hitam Departemen Imigrasi Malaysia dalam sebuah video TikTok pada 17 Juli.

Anton Helistiawan adalah mantan atase imigrasi Indonesia untuk Malaysia. Sebuah gambar tumpukan paspor Indonesia ditampilkan sebagai overlay dalam video TikTok tersebut.

Screenshot dari unggahan TikTok palsu yang diambil pada 21 Agustus 2025, dengan tanda X merah tambahan dari AFP

AFP menghubungi nomor telepon yang tertera dalam bio akun yang membagikan klip tersebut, yang mengarah ke sebuah akun WhatsApp dengan gambar Anton sebagai foto profil.

Oknum yang mengaku sebagai petugas tersebut memberikan formulir pesanan yang meminta detail pribadi, termasuk nama lengkap, alamat pengiriman, dan foto paspor. Mereka juga memberikan daftar harga untuk layanan pengajuan yang diklaim tersebut, berkisar antara 700 hingga 900 ringgit (sekitar Rp 3,3 jutaan).

AFP menemukan beberapa akun TikTok accounts yang menyamar sebagai petugas imigrasi Malaysian dan membagikan sharing video yang menyebutkan mention nama pejabat imigrasi Indonesia, Anton. Semua akun tersebut tertaut ke nomor telepon WhatsApp yang sama.

Klip serupa yang menampilkan berbagai various petugas officers imigrasi lainnya mengulangi klaim claim, yang sama, mendorong pemirsa untuk menghubungi Anton guna mengurus paspor dan visa.

MEMBACA  Dampak Anomali Gravitasi terhadap Iklim Bumi yang Ekstrem

Namun, semua video tersebut mengandung ketidakkonsistenan visual yang mengindikasikan bahwa video telah dimanipulasi menggunakan alat AI, seperti kedipan mata dan gerakan mulut yang tidak wajar, serta gangguan pada audio.

Terlepas dari kemajuan pesat dalam alat manipulasi AI, ketidakkonsistenan inconsistencies semacam itu tetap menjadi cara yang baik untuk mendeteksi visual yang telah diubah menggunakan AI.

Pencarian gambar Reverse image balik dan kata kunci menemukan bahwa klip yang dimanipulasi pertama kali dibagikan sebagai still photo foto diam oleh pengguna TikTok bernama @bpjeya pada 15 Oktober 2024 (archived link).

Perbandingan screenshot antara klip yang dimanipulasi (kiri) dan gambar asli dari seorang pengguna TikTok (kanan)

Pencarian lanjutan pada akun tersebut menemukan bahwa pengguna telah posted memposting screenshot dari akun-akun penipu dan memberi label “palsu” dalam sebuah unggahan pada 5 Agustus (archived link).

Sementara itu, seorang juru bicara Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur mengatakan kepada AFP pada 20 Agustus bahwa tidak ada petugasnya yang sedang menjabat saat ini yang bernama “Anton Helistiawan”.

“Penipuan ini menyasar individu yang tidak dapat membedakan apakah video tersebut dihasilkan oleh AI atau tidak, dan mereka yang sangat ingin memiliki paspor Indonesia untuk tujuan mendapatkan pekerjaan di Malaysia,” katanya.

Harga standard price standar untuk mengajukan paspor adalah hingga 100 ringgit, jauh lebih rendah dari harga yang dikutip kepada AFP oleh oknum yang mengaku sebagai petugas di WhatsApp (archived link).

Juru bicara itu juga menegaskan bahwa satu-satunya saluran untuk layanan imigrasi adalah melalui janji temu daring dengan kedutaan, bukan komunikasi melalui akun WhatsApp pribadi atau dengan pihak ketiga mana pun.

MEMBACA  CrowdStrike Holdings, Inc. (CRWD) Melaporkan Hasil Kuartalan yang "Tidak Terduga", Kata Investor Terkenal

AFP telah berulang kali membongkar akun-akun penipu yang menawarkan pembuatan academic certificates ijazah akademik dan “test-free driving licences” surat izin mengemudi tanpa tes, serta video deepfake Indonesian government officials pejabat pemerintah Indonesia yang menawarkan “bantuan tunai” di media sosial.