Tangkapan layar dari postingan palsu di Facebook, diambil pada 4 Maret 2024
Video tersebut dibagikan dengan klaim serupa di tempat lain di Facebook di sini dan di sini, serta di platform media sosial X di sini.
Namun, tanda-tanda tersebut rusak karena tidak mematuhi persyaratan bahasa yang telah direncanakan, bukan karena warnanya.
Persyaratan Tanda
Pencarian gambar balik di Google menggunakan keyframe dari video tersebut mengarah pada klip yang diunggah ke saluran YouTube terverifikasi dari outlet berita lokal India Today di sini pada tanggal 23 Februari (tautan terarsipkan).
Judul klip India Today tersebut adalah, “Perang Bahasa di Bengaluru: BBMP Menindak Tegas Papan Tanda Berbahasa Inggris Sebelum Batas Waktu”.
Berikut adalah perbandingan tangkapan layar dari klip yang dibagikan dalam postingan palsu (kiri) dan klip yang digunakan dalam laporan India Today (kanan):
Perbandingan tangkapan layar dari klip yang dibagikan dalam postingan palsu (kiri) dan klip yang digunakan dalam laporan India Today (kanan)
Menurut laporan tersebut, Bruhat Bengaluru Mahanagara Palike (BBMP), dewan kota dari ibukota negara bagian Karnataka, Bengaluru, mengambil tindakan terhadap bisnis yang menampilkan papan tanda berbahasa Inggris sebelum batas waktu 28 Februari.
Laporan tersebut merujuk pada perintah yang dikeluarkan oleh BBMP bahwa 60 persen tanda-tanda bisnis harus ditulis dalam bahasa Kannada.
Menurut media lokal Mint, beberapa kelompok lokal telah mengadakan demonstrasi di seluruh Bengaluru pada bulan Desember 2023 menuntut implementasi segera dari perintah BBMP (tautan terarsipkan).
“Tushar Giri Nath, komisioner utama Bruhat Bengaluru Mahanagara Palike (BBMP) mengatakan tindakan tegas akan diambil terhadap mereka yang tidak memasang papan nama dalam bahasa Kannada di depan toko,” laporan Mint menyatakan.
Media lokal lain melaporkan pejabat-pejabat yang menurunkan tanda-tanda sebelum batas waktu di sini dan di sini (tautan terarsipkan di sini dan di sini).
Video yang menunjukkan tanda-tanda lain yang rusak dan diturunkan dibagikan di tempat lain di X di sini, Instagram di sini, dan YouTube di sini (tautan terarsipkan di sini, di sini, dan di sini).
\’Tidak ada hubungannya dengan agama\’
Manjunath Rao, pemilik toko dengan tanda berwarna saffron dalam video tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa tanda miliknya dihapus karena tidak mematuhi perintah pemerintah setempat.
“Kami sudah diinstruksikan oleh badan pemerintah bahwa 60 persen papan nama toko harus dalam bahasa Kannada. Kami sudah memesan papan nama baru, tetapi mereka (pejabat) datang dan merusak papan nama,” kata Rao pada 1 Maret.
“Ini tidak memiliki unsur agama apa pun,” tambahnya.
Juru bicara dewan kota juga mengatakan kepada AFP bahwa klaim tersebut palsu, dan hanya tanda-tanda yang tidak mengikuti persyaratan bahasa yang dihapus.
“Sebuah surat edaran sudah dikeluarkan kepada setiap pemilik toko untuk mengganti papan nama. Ini tidak ada hubungannya dengan warna atau agama,” kata mereka.
AFP sebelumnya telah membantah postingan yang menyebar informasi yang bersifat komunal di sini, di sini, dan di sini.