Konflik panjang antara Elon Musk dan kelompok pengawas liberal Media Matters mungkin akan segera berakhir. Pada Jumat kemarin, sebuah Pengadilan Distrik AS memblokir investigasi FTC terhadap Media Matters, yang dituduh berkolusi dengan pengiklan dan kelompok advokasi untuk memboikot X.
Penyelidikan FTC dimulai pada Mei, tapi akar masalahnya berasal dari laporan Media Matters tahun 2023 yang menunjukkan iklan di X muncul berdampingan dengan konten neo-Nazi dan supremasi kulit putih. Laporan itu adalah salah satu dari berbagai kontroversi di awal masa kekacauan kepemimpinan Musk di Twitter, yang membuat banyak pengiklan pergi. Musk kemudian menggugat Media Matters, menuduh mereka sengaja menakuti pengiklan.
**LIHAT JUGA:**
Apple menolak klaim monopoli App Store oleh Elon Musk
Pada Juni, Media Matters melawan dengan menggugat FTC, menyatakan mereka menjadi sasaran tidak adil karena peliputan tentang X di tahun 2023. Saat itu, mereka menyebut penyelidikan itu sebagai “aksi balas dendam” yang diatur oleh Musk dan pemerintahan Trump. Hakim Sparkle L. Sooknanan berpihak pada Media Matters, menyebut investigasi FTC sebagai “tindakan balasan” yang melanggar Amandemen Pertama. Putusan ini menghentikan penyelidikan, meski FTC masih bisa banding.
Mashable Light Speed
“Kasus ini jelas melanggar Amandemen Pertama,” tulis Hakim Sooknanan. “Media Matters melakukan aktivitas yang dilindungi Amandemen Pertama ketika menerbitkan artikel yang mengkritik Musk dan X. Dan Pengadilan menyimpulkan investigasi FTC sebagai tindakan balas dendam.”
Seperti yang dilaporkan New York Times, kasus ini bagian dari pola lebih besar: pemerintahan Trump telah berkali-kali menarget lembaga kiri, dari firma hukum hingga platform penggalangan dana ActBlue, dengan tuduhan penipuan atau pengaruh asing.