Pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York saat perdagangan pagi pada 13 Agustus 2025 di New York. ANGELA WEISS/AFP via Getty Images
Optimisme AI mendorong rasio harga-terhadap-buku S&P 500 mencapai rekor, melebihi level era dot-com.
Valuasi tinggi mencerminkan harapan untuk laba yang didorong oleh AI.
Meski rasio ini mengejutkan, itu tidak berarti saham sedang dalam gelembung.
Para pendukung pasar saham yakin AI bisa mengubah ekonomi dan sering mengabaikan perbandingan dengan gelembung dot-com 25 tahun lalu. Keuntungan nyata sudah terlihat, tidak seperti awal booming internet—jadi kali ini berbeda, begitu pemikirannya.
Tapi strategis Bank of America, Michael Hartnett, punya pesan untuk investor ini: "Semoga kali ini benar-benar beda."
Hartnett, yang sering meragukan kenaikan pasar dalam beberapa tahun terakhir, membagikan grafik mengejutkan yang menunjukkan betapa optimisnya investor terhadap dampak AI. Grafik ini menampilkan rasio harga-terhadap-buku S&P 500, yang mengukur kapitalisasi pasar total anggota indeks dibanding aset bersih mereka.
Valuasi ini mencapai rekor tertinggi 5,3, mengalahkan level 5,1 pada Maret 2000 di puncak gelembung dot-com.
Bank of America
Metrik valuasi klasik lain juga menunjukkan pasar lebih panas dibanding sejarah. Misalnya, Hartnett juga membagikan grafik rasio harga-terhadap-laba 12 bulan S&P 500. Kecuali Agustus 2020, ini level tertinggi sejak era dot-com.
Bank of America
Rasio Shiller CAPE, yang membandingkan harga dengan laba rata-rata 10 tahun, berada di level mirip 1929, 2000, dan 2021.
GuruFocus
Valuasi tinggi mencerminkan harapan tinggi untuk laba masa depan. Terkadang harapan itu terlalu tinggi dan harga terkoreksi, tapi tidak selalu berarti gelembung. Sejauh ini, banyak perusahaan AI terus mengalahkan ekspektasi laba, menunjukkan optimisme mungkin beralasan.
Valuasi juga lebih bisa memprediksi return jangka panjang daripada kinerja jangka pendek. Pandangan di Wall Street tentang arah pasar bulan depan berbeda-beda. Meski ada seruan hati-hati, banyak strategis terus menaikkan target harga S&P 500 akhir tahun.
Awal pekan ini, Rick Rieder, CIO pendapatan tetap global di BlackRock, mengatakan pasar berada di "lingkungan investasi terbaik sepanjang masa" berkat faktor seperti permintaan saham kuat, potensi pemotongan suku bunga, dan peningkatan produktivitas serta pertumbuhan laba.
Tapi jika pasar mulai melemah, Hartnett mengatakan obligasi dan saham non-AS bisa untung. Contoh dana yang menawarkan eksposur ke aset ini termasuk iShares Core U.S. Aggregate Bond ETF (AGG) dan Vanguard FTSE All-World ex-US ETF (VEU).
Baca artikel aslinya di Business Insider.