Peretas Rusia Diduga di Balik Sabotase Bendungan di Norwegia
Pejabat kepolisian Norwegia mengataka pada media setempat Rabu bahwa peretas Rusia kemungkinan besar ada di balik dugaan sabotase di sebuah bendungan pada April lalu yang memengaruhi aliran air.
Direktur Layanan Keamanan Polisi Norwegia, Beate Gangås, memperingatkan bahwa serangan siber semakin sering dilancarkan terhadap negara-negara Barat untuk menciptakan ketakutan dan keresahan.
AP telah memetakan lebih dari 70 insiden dalam kampanye gangguan di Eropa yang dituduhkan kepada Rusia. Pejabat Barat menyebut tindakan ini "sembrono". Sejak invasi ke Ukraina, Rusia dan proksinya dituduh melakukan puluhan serangan—mulai dari vandalisme, pembakaran, hingga upaya pembunuhan. Pejabat intelijen menyampaikan pada AP bahwa kampanye ini semakin brutal.
Dalam insiden April itu, peretas mengakses sistem digital yang mengontrol katup bendungan dan membukanya untuk meningkatkan debit air, menurut NRK. Katup terbuka selama sekitar empat jam tapi tidak membahayakan wilayah sekitarnya.
Sebuah video tiga menit yang menampilkan panel kendali bendungan dan tanda kelompok peretas pro-Rusia diunggah di Telegram bulan April, kata pengacara polisi Terje Nedrebø Michelsen kepada NRK.
Video serupa pernah beredar sebelumnya, tapi pernyataan polisi Norwegia ini pertama kalinya sejak 2022 bahwa pejabat secara terbuka menyebut peretas pro-Rusia mungkin berhasil menarget infrastruktur air penting di Eropa.
Gangås menjelaskan bahwa aktor negara biasanya memakai kelompok lain untuk meretas fasilitas guna menunjukkan "lihat apa yang bisa kami lakukan jika kami mau," sebelum membanggakannya.
Dia berbicara bersama kepala intelijen Norwegia dalam briefing berjudul "Serangan Hibrida terhadap Norwegia: Apakah Kita dalam Perang?"
NRK melaporkan Gangås memperingatkan bahwa aktivitas seperti ini kemungkinan akan meningkat di Norwegia dan negara Eropa lain.