Apakah Putri Kim Jong-un Akan Menjadi Penerus Pemimpin Korea Utara?

Perempuan Misterius yang Mungkin Jadi Pemimpin Berikutnya Korea Utara

Ia tidak memegang jabatan resmi apa pun di Korea Utara. Dunia luar belum pernah mendengar suaranya. Media pemerintah bahkan tidak menyebut namanya, hanya merujuknya sebagai "putri tercinta," "yang dihormati," atau "anak kesayangan" sang pemimpin.

Namun, pejabat intelijen dan analis di Korea Selatan memperhatikan dengan saksama sosok muda yang dianggap sebagai calon penerus ayahnya. Diperkirakan usianya baru 12 tahun.

The New York Times menganalisis ratusan gambar dan video penampilan publik Ju-ae sejak debutnya tiga tahun lalu. Dari gadis pemalu di samping ayahnya, ia kini tampil sebagai figur publik yang percaya diri, bahkan sering berbagi panggung utama dengannya.

Beberapa analis mengatakan ia telah menggantikan peran ibunya, Ri Sol-ju, sebagai "first lady." Korea Utara telah diperintah oleh keluarga Kim sejak berdirinya setelah Perang Dunia II, menjadikannya satu-satunya dinasti di dunia komunis.

Pejabat intelijen Korea Selatan meyakini Kim Jong-un memiliki dua anak. Ada juga laporan—belum dikonfirmasi—tentang anak ketiga, kemungkinan putra yang lebih tua dari Ju-ae. Namun, Ju-ae adalah satu-satunya yang sering muncul di publik. Jika ia benar ditunjuk sebagai penerus, ia akan menjadi pemimpin perempuan pertama di masyarakat patriarkis dan sangat termiliterisasi itu—serta pemimpin termuda negara nuklir terbaru dunia.

Kim Jong-un baru berusia 41 tahun, tetapi dengan riwayat penyakit jantung dalam keluarga, mempersiapkan penerus adalah langkah logis.

Dari Panggung ke Kekuasaan

Ju-ae mengalami perubahan mencolok dalam pemberitaan media negara yang sangat terkendali.

Analis di Korea Selatan berhati-hati menarik kesimpulan tentang perannya di masa depan. Namun, seiring naiknya popularitasnya, ia mulai menggeser ibunya dan bibi kuatnya, Kim Yo-jong—yang dulu juga dianggap calon penerus—sebagai wajah perempuan utama keluarga penguasa.

MEMBACA  Drone Ukraina Tewaskan 3 Orang di Rostov Rusia, Sementara UE Bahas Pendanaan Perang untuk Kyiv

Saat Kim Jong-un dan putrinya mengunjungi kompleks rumah kaca, media negara menyebut mereka sebagai "pemimpin besar yang membimbing." Gelar ini selama ini hanya diberikan kepada pemimpin tertinggi dan penerus yang ditunjuk.

Korea Utara juga mulai menerbitkan perangko bergambar ayah dan anak itu bersama.

"Di Korea Utara, di mana pejabat dan rakyat belum siap menerima pemimpin perempuan, Kim Jong-un menjadikan putrinya sebagai penerus melalui paparan terus-menerus di media negara," kata Cheong Seong-chang dari Sejong Institute.

Penampilan Baru

Nama Ju-ae pertama kali terungkap oleh mantan bintang NBA Dennis Rodman, yang bertemu keluarga Kim saat berkunjung ke Korea Utara pada 2013.

Saat debutnya di 2022 dengan jaket musim dingin putih, ia terlihat seperti anak-elit Pyongyang biasa. Namun, seiring waktu, penampilannya semakin formal—kini dengan mantel kulit berbulu dan setelan desainer.

Sementara ibunya menghilang dari publik, Ju-ae mulai meniru gaya berbusananya. Gestur dan sikapnya juga berubah, bahkan cara bertepuk tangannya kini lebih terlatih.

"Dari sekadar ‘kelinci percobaan’ keluarga, ia kini menjadi figur terlatih yang dipersiapkan untuk melanjutkan dinasti Kim," ujar Donald Southerton, penulis Korea 101.

Namun, jika suatu saat muncul seorang saudara laki-laki, Ju-ae mungkin hanya menjadi "penjaga tempat" sementara, kata Kang Dong-wan dari Dong-A University.

Warisan Utamanya

Kim Jong-un memilih peluncuran misil balistik antarbenua (ICBM) sebagai momen debut publik putrinya pada 2022. Sejak itu, ia sering membawa Ju-ae ke fasilitas nuklir, memperkenalkannya pada pejabat program senjata.

Saat dirinya disiapkan jadi penerus dahulu, Kim Jong-un membangun otoritas melalui militer—kunci kekuasaan. Kini, dengan mengajak Ju-ae ke acara militer, ia mengajarkannya cara memimpin para jenderal.

Kesehatan Kim Jong-un

Dengan mempersiapkan penerus sejak dini, Kim mungkin ingin menghindari kesalahan ayahnya, yang baru menunjuknya setelah mengalami stroke pada 2008—menimbulkan ketidakpastian di awal kepemimpinannya.

MEMBACA  Visi Presiden Ruto tentang masuk tanpa visa terbukti rumit bagi beberapa orang.

Kini, yang jadi pertanyaan adalah kondisi kesehatannya. Dengan tinggi ~170 cm dan berat ~140 kg, ia dikabarkan memiliki kebiasaan buruk: merokok berantai, sering pesta makan-minum, dan begadang hingga pagi untuk