AS Tidak Berencana Mengakui Negara Palestina, Kata Vance dalam Kunjungan ke Inggris | Berita Gaza

Wakil Presiden AS Tegaskan Posisi Washington Sementara Dukungan untuk Pengakuan Negara Palestina Menguat

Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance menyatakan bahwa negaranya mungkin tidak sependapat dengan Inggris Raya mengenai cara menangani krisis di Gaza, tetapi keduanya memiliki tujuan yang sama dalam menyelesaikannya.

Pernyataan ini disampaikan Vance pada Jumat saat bertemu Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy di selatan Inggris. Pekan lalu, Inggris bersama Prancis dan Kanada menyatakan niat untuk mengakui negara Palestina guna menekan Presiden Israel Benjamin Netanyahu terkait krisis kemanusiaan di Gaza.

Vance menegaskan bahwa AS "tidak berencana" melakukan hal serupa.

Ditanya tentang sikap Inggris, Vance mengatakan kedua negara bertujuan menyelesaikan krisis di Timur Tengah, namun "mungkin ada perbedaan pendapat tentang cara mencapainya."

"Aku tidak tahu apa artinya mengakui negara Palestina, mengingat tidak ada pemerintahan yang berfungsi di sana," ujarnya.

"Tujuan kami jelas. Kami ingin memastikan Hamas tidak bisa menyerang warga sipil. Kami juga ingin mengatasi masalah kemanusiaan di Gaza."

Ketika ditanya apakah Presiden Donald Trump telah diberi tahu soal rencana Israel untuk menduduki Kota Gaza, Vance enggan menjelaskan lebih lanjut. "Jika mudah membawa perdamaian ke wilayah itu, pasti sudah terjadi," katanya.

Dia menambahkan bahwa Trump kemungkinan akan "berbicara ke media tentang tanggapannya" terhadap rencana Israel.

Kritik Masa Lalu

Vance dan Lammy juga mendiskusikan perang di Ukraina menjelang kemungkinan pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan depan.

Vance—yang sebelumnya mengkritik Inggris dan Partai Buruh—tiba di London bersama istri dan tiga anaknya sebelum bertolak ke Chevening, kediaman resmi menteri luar negeri Inggris di Kent.

Vance mendukung kebijakan luar negeri "America First" Trump dan pernah menyebut kemenangan Partai Buruh sayap tengah-kiri Lammy tahun lalu membuat Inggris "mungkin" menjadi negara "Islamis sejati" pertama dengan senjata nuklir.

MEMBACA  Akun X Milik Yulia Navalnaya Dibekukan dan Kemudian Dikembalikan

Lammy sendiri pernah menyebut Trump sebagai "ekstremis sayap kanan" dan "neo-Nazi", tapi setelah berkuasa menganggap komentarnya itu sebagai "berita lama".

Menurut sumber yang mengetahui jadwalnya, kunjungan Vance akan mencakup sejumlah acara resmi, pertemuan, kunjungan ke situs budaya, serta kemungkinan bertemu pasukan AS.

Kementerian luar negeri Inggris menyatakan Vance akan tinggal di Chevening selama akhir pekan, sementara keluarganya berencana menghabiskan waktu di wilayah Cotswolds, barat Inggris.

Laporan juga menyebutkan Vance akan mengunjungi Skotlandia, tempat Trump menghabiskan lima hari di resor golfnya bulan lalu. Trump sendiri dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan kedua ke Inggris bulan depan.