Jakarta (ANTARA) – Pada tanggal 8 Agustus 1967, lima negara di Asia Tenggara menandatangani Deklarasi Bangkok. Hari itu menandai lahirnya ASEAN.
Sekarang, hari jadinya banyak dirayakan di kawasan ini dan juga di luar, memberikan kesempatan baik untuk memikirkan peran ASEAN di dunia multipolar yang sedang berkembang, dan khususnya – bagi Rusia – tentang peran dan prospek kerja sama kami dalam konteks ini.
Hampir enam dekade, ASEAN telah menempuh jalan yang sangat panjang dan, dalam arti tertentu, unik. Dibentuk saat gelombang dekolonisasi, organisasi ini membantu membangun kepercayaan strategis antar anggotanya, serta mendukung perkembangan ekonomi dan sosial mereka.
Lebih dari setengah abad keberadaannya, ASEAN bukan hanya menjadi elemen penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia-Pasifik, tapi juga salah satu bentuk integrasi yang berkembang paling cepat di dunia.
Dengan sikap independen dan seimbangnya dalam isu-isu internasional yang mendesak, keberanian dan kebijaksanaannya untuk tidak memihak dan tidak menjadi boneka siapapun, ASEAN berkembang menjadi salah satu kelompok regional kunci.
Sejauh ini, ASEAN berhasil menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan beragam, sambil mempertahankan persatuan dan sentralitasnya.
Relevansi dan visibilitas globalnya yang terus tumbuh bisa dilihat dari angka: 96 Duta Besar terakreditasi untuk ASEAN; 57 Negara menjadi pihak dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara, dengan lebih banyak lagi yang ingin bergabung.
Selama bertahun-tahun, ASEAN telah mengembangkan jaringan kemitraan eksternal yang luas dan ekstensif, mencakup semua benua dan melibatkan 25 negara dengan status ini.
Kerja sama dengan Rusia menjadi bagian penting dari jaringan ini. Dua puluh tahun lalu, di KTT Rusia-ASEAN pertama tahun 2005 di Kuala Lumpur, kami menegaskan bahwa tujuan bersama kami adalah “memastikan pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, dan kemajuan sosial bagi Federasi Rusia dan ASEAN, serta mempromosikan perdamaian, stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan di Kawasan Asia-Pasifik.”
Bagi Rusia, mengembangkan hubungan dengan ASEAN adalah jalan penting untuk memperkuat persahabatan lama kami dengan negara-negara Asia Tenggara.
Dengan kontak politik antara kami yang semakin intens, hanya dalam beberapa bulan terakhir negara kami kedatangan pemimpin Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam, setiap kunjungan mendorong kerja sama di berbagai bidang.
Di sisi lain, hubungan bilateral yang berakar kuat dengan negara-negara di kawasan ini turut mendukung kerja sama kami dengan ASEAN sebagai organisasi.
Posisi Rusia di satu sisi, dan ASEAN beserta anggotanya di sisi lain, sangat dekat dalam banyak isu utama agenda global dan regional. Karena itulah dialog kami tentang urusan internasional sangat bermakna.
Kami secara konsisten mendukung sentralitas ASEAN dan upayanya untuk mengubah Asia Tenggara menjadi “kawasan dengan perdamaian abadi, stabilitas, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan,” seperti tertulis dalam Piagam organisasi.
Salah satu alat efektif dalam hal ini adalah sistem struktur yang dipimpin ASEAN, di mana Asosiasi mempromosikan prinsip kesetaraan, menghormati kemerdekaan dan kedaulatan, konsensus, inklusivitas, kepercayaan, dan manfaat bersama di kawasan yang lebih luas. Format ini seharusnya tidak hanya menjadi “klub diskusi.”
Nilai utamanya terletak pada penyediaan mekanisme untuk menentukan prioritas dan tujuan bersama, serta melaksanakan rencana tersebut. Jelas, upaya untuk fokus pada konfrontasi dan agenda yang dipolitisasi akan merusak usaha ini.
Tujuan kami selalu menjadi faktor yang membantu negara-negara di kawasan ini mempertahankan dan memperkuat stabilitas serta otonomi strategisnya, terutama di era ketegangan geopolitik dan fragmentasi ekonomi yang meningkat.
Penting dicatat bahwa upaya Rusia ini diakui dalam dokumen bersama kami dengan ASEAN, termasuk pernyataan tahun 2023 dan 2024.
ASEAN mewakili pasar terintegrasi yang sangat besar dengan prospek perkembangan yang luar biasa. Di masa kini, ketika gejolak global menyebar ke perdagangan dan pasokan internasional, interaksi ekonomi kami menjadi semakin relevan.
Tak heran jika volume perdagangan antara Rusia dan ASEAN terus menunjukan pertumbuhan. Bidang kerja sama yang menjanjikan mencakup yang tradisional (keamanan energi dan pangan, sains dan teknologi, pariwisata) serta topik baru (digitalisasi, kota pintar, dll.).
ASEAN dan Rusia adalah tetangga dan mitra di dunia yang sedang mengalami perubahan tektonik. Dunia ini bisa menjadi lebih adil, setara, dan aman hanya jika suara Global Selatan lebih kuat.
ASEAN seharusnya menjadi salah satu pemimpin dalam kelompok ini, sementara menyelaraskan diri dengan pemain lain bisa membuat suaranya lebih kohesif dan jelas.
Mempererat hubungan dan berbagi pandangan dengan platform yang mempromosikan nilai-nilai serupa di benua Eurasia, seperti BRICS, SCO, EAEU, bisa menciptakan sinergi dalam upaya membentuk dunia yang benar-benar multipolar.
Selamat ulang tahun, ASEAN!
*) Evgeny Zagaynov adalah Perwakilan Tetap Federasi Rusia untuk ASEAN
*) Pandangan dan opini di halaman ini adalah milik penulis dan tidak selalu mencerminkan kebijakan atau posisi resmi Lembaga Kantor Berita ANTARA
Hak Cipta © ANTARA 2025