Pengunjuk Rasa Blokir Jalan Tol Utama Tel Aviv, Tuntut Kesepakatan Sandera dan Akhiri Perang

Yahoo memanfaatkan AI untuk merangkum intisari artikel ini. Artinya, informasi yang dihasilkan mungkin tak selalu sesuai dengan isi artikel. Melaporkan kesalahan membantu kami meningkatkan pengalaman.

Intisari Utama

Protes ini muncul sebagai respons atas keputusan pemerintah untuk memperluas operasi di Jalur Gaza dan perintah Netanyahu untuk "menguasai wilayah tersebut."

Para demonstran berkumpul di salah satu jalan raya utama Israel menyusul kabar rencana ekspansi operasi di Jalur Gaza dan pertimbangan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk "menguasai wilayah tersebut."

"Kami tak akan setuju memperluas pertempuran dengan mengorbankan nyawa saudara-saudari kami yang kelaparan," ujar kelompok protes, menambahkan, "Seluruh negeri hilang akal setelah video mengerikan Rom dan Evyatar yang kelaparan dan disiksa—sementara kabinet bersidang untuk menjatuhkan hukuman mati pada para sandera."

Protes ini memblokir Jalan Tol Ayalon Selatan di Tel Aviv, dengan peserta yang membawa spanduk dan beberapa titik api yang dinyalakan di sekitarnya.

Polisi dan petugas pemadam dikerahkan, dengan peringatan bahwa area akan dibubarkan paksa jika tak dievakuasi.

Salah satu demonstran ditangkap dan dibawa ke Kantor Polisi Lev Tel Aviv di pusat kota.

Protes di Tel Aviv Menuntut Akhir Perang

"Mayoritas publik mendesak diakhirinya perang berdarah ini dan pemulangan saudara-saudari kami. Namun, kehendak rakyat tak dipedulikan oleh pemerintah paling tak berperasaan dan kejam dalam sejarah negeri ini," bunyi pernyataan resmi.

"Kami tak akan biarkan darah tentara dan sandera tertumpah lagi demi khayalan mesianis gila untuk menguasai Gaza. Mimpi buruk ini harus berakhir. Hentikan perang, tinggalkan Gaza, dan bawa semua pulang—sekarang juga."

Media Israel melaporkan rencana protes untuk bergerak ke utara, menghadang arus lalu lintas menuju Tel Aviv.

MEMBACA  Menjelang HUT Bhayangkara ke-79, Kapolri Ziarah ke Makam Soeharto, Besok Lanjut ke Makam Gus Dur dan Sukarno

(Kredit foto: AVSHALOM SASSONI)