Pertumbuhan Output China Bisa Turun Separuh dalam 30 Tahun ke Depan, Menurut Studi

Cina mungkin satu-satunya negara yang bisa saingin dominasi ekonomi Amerika. Tapi prospek jangka panjangnya bisa terganggu karena masalah dasar: mereka nggak punya cukup orang buat jaga pertumbuhan ekonomi.

Menurut laporan baru dari Oxford Economics, pertumbuhan potensial Cina bisa turun dari sekitar 4% di tahun 2020-an ke kurang dari 2% di tahun 2050-an.

Ini karena tenaga kerja di Cina menyusut sangat cepat, dengan tingkat kelahiran di bawah “tingkat pengganti,” di mana pekerja baru nggak cukup gantiin yang pensiun.

Nggak cuma kurang tenaga kerja buat gerakkan ekonomi, dampaknya juga ke konsumsi yang turun—investasi bisnis berkurang, inovasi melambat, dan utang pemerintah naik karena harus dukung populasi lansia.

“Semakin tua populasi, generasi muda lebih sedikit karena kelahiran turun. Ini ningkatin rasio ketergantungan, dengan lebih sedikit pekerja yang harus dukung para pensiunan,” tulis Marco Santaniello dan Benjamin Trevis dari Oxford Economics minggu lalu.

Berdasarkan World Population Review, tingkat kelahiran Cina di 2025 cuma 7,24 per 1.000 orang. Bandingin sama AS yang 11, Kanada 9,82, dan Inggris 10.

Menurut Oxford Economics, rasio ketergantungan di Cina (usia kerja 16+ vs usia 65+) bakal berubah 60 poin persentase antara 2010 dan 2060.

Di Thailand angka ini sekitar 40 poin, Brazil 35. Sedangkan AS cuma naik 10 poin dan Inggris 15.

Ekonomi maju punya pilihan lain: tambah tenaga kerja lewat imigrasi.

“Imigrasi bantu ringankan beban dengan nambah populasi usia kerja. Contohnya di AS, kalau imigrasi naik dari 1,1 juta di 2023 ke 1,5 juta di 2033, ini bisa dorong pertumbuhan ekonomi di 2050,” jelas Santaniello dan Trevis.

Masalah pensiun

Di negara maju kaya AS, isu kelahiran rendah dan populasi tua udah jadi pembahasan umum.

MEMBACA  Pengelola Aset Senilai $900 Juta Ungkap Jurus Investasi yang Wajib Dikuasai: 'Andai Diajarkan Lebih Banyak di Sekolah'

Misalnya Elon Musk pernah bilang di X: “Kelahiran rendah bakal hancurkan peradaban.”

Larry Fink dari BlackRock juga minta pemerintah AS ajak masyarakat bicara soal pentingnya nabung buat pensiun, bukan ngandelin negara.

Dia bilang ke CNN: “Masalah pensiun di Amerika udah parah. Kita harus bicara serius ini di tingkat nasional.”

Laporan Oxford Economics memperkirakan, rasio utang vs GDP AS bisa tembus 250% di 2060 karena beban populasi tua.

“Di negara dengan jaminan sosial kurang, beban lansia jadi tanggung jawab keluarga,” tulis mereka.

Sementara di negara dengan sistem sosial “lebih baik”: “Tanpa reformasi seperti naikin usia pensiun, sistem ini bisa kolaps. Utang pemerintah bakal melonjak di banyak negara maju.”