Apple menghadapi biaya tarif yang tinggi pada kuartal ini, diproyeksikan mencapai angka fantastis sebesar $1,1 miliar.
CEO perusahaan, Tim Cook, membagikan proyeksi ini kepada para investor dalam panggilan pendapatan pada Kamis lalu, berdasarkan tingkat dan kebijakan saat ini. Kenaikan ini terjadi di tengah perang dagang yang terus berlanjut antara China dan pemerintah AS.
**LIHAT JUGA:**
India menyalip China dalam ekspor smartphone ke AS.
Pada kuartal yang berakhir di Juni, tarif membebani Apple sebesar $800 juta, yang sebenarnya lebih rendah dari perkiraan awal. “Sebagian besar tarif yang kami bayar adalah tarif IEEPA [International Emergency Economic Powers Act] yang diberlakukan awal tahun ini, terkait China,” ujar Cook, menurut The Verge.
“Ada banyak faktor yang bisa berubah, termasuk tarif,” lanjut CEO tersebut.
Di masa lalu, Presiden Donald Trump secara spesifik mengancam Tim Cook dan Apple dengan kenaikan tarif untuk iPhone, sebagai bagian dari kampanye tekanannya untuk memindahkan produksi iPhone ke AS. Para ahli menyatakan hal itu sangat kecil kemungkinannya terjadi, karena AS tidak memiliki infrastruktur untuk memproduksi smartphone flagship.
Dalam panggilan pendapatan Kamis itu, Cook juga menyebut bahwa perusahaan mencatat ‘rekor pendapatan kuartal Juni’, dengan pertumbuhan di divisi produk iPhone, Mac, dan layanan. Ia mengatakan hasilnya “lebih baik dari yang diharapkan.”
Seperti dilaporkan Mashable pada Jumat, meskipun ada ketidakpastian ekonomi, laporan pekerjaan Juli yang negatif, dan ancaman tarif yang semakin dekat, perusahaan teknologi seperti Apple, Meta, dan Reddit masih melaporkan pendapatan kuat di kuartal ini.
Mashable Light Speed