Pemerintah RI dan IOM Gelar Kampanye Melawan Perdagangan Manusia

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) meluncurkan kampanye Kita Semua Bisa untuk memperingati Hari Anti Perdagangan Orang Sedunia.

"Kita semua bisa jadi bagian dari solusi. Dengan bersatu, promosi, dan bertindak, Indonesia bisa bebas dari perdagangan manusia," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi pada Rabu.

Menurut Fauzi, kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan mendorong semua orang untuk membantu melawan kejahatan lintas negara ini.

Perempuan dan anak sering jadi korban perdagangan orang, katanya. Untuk mengatasinya, dibutuhkan kerjasama dari pemerintah, mitra, media, masyarakat, organisasi agama, dan industri, tegasnya.

Modus operandi pelaku perdagangan orang terus berubah-ubah, tambahnya.

Fauzi juga menyebutkan bahwa pelaku tidak hanya menargetkan kelompok rentan seperti perempuan, anak, dan orang berpendidikan rendah. Orang berpendidikan juga sering terjebak tipu digital, misalnya lowongan kerja palsu yang menjanjikan gaji instan.

Menurut situs resmi PBB, periode 2020-2023 lebih dari 200 ribu korban perdagangan orang terdeteksi global. Angka sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.

Jaringan kriminal terorganisir memanfaatkan arus migrasi, rantai pasok global, celah hukum dan ekonomi, serta platform digital untuk melakukan perdagangan manusia lintas negara secara besar-besaran.

Mereka untung dari kerja paksa, eksploitasi seksual, dan pemaksaan ke aktivitas kriminal seperti penipuan online dan penyelundupan narkoba.

Kampanye tahun ini menyoroti peran penting penegak hukum dan sistem peradilan pidana dalam membongkar jaringan perdagangan sambil memastikan pendekatan berfokus pada korban.

Penerjemah: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  AS dan China Mulai Pembicaraan Dagang Menjelang Pertemuan Puncak Trump-Xi