MG Motor mengumumkan bahwa generasi kedua hatchback MG4 akan dilengkapi dengan baterai semi-solid-state. Baterai solid-state dianggap sebagai ‘holy grail’ untuk kendaraan listrik, dengan konstruksi yang jauh lebih padat energi sehingga memungkinkan pengisian lebih cepat, jangkauan lebih jauh dengan bobot sama, risiko kebakaran lebih rendah, dan sebagainya. Mercedes bahkan telah mulai menguji prototipe EQS dengan teknologi ini. Namun, pertanyaan besar seputar baterai solid-state adalah harganya yang mahal dan apakah hanya akan tersedia untuk merek-merek mewah.
MG, merek yang awalnya Inggris tapi sekarang dimiliki China, tampaknya telah menemukan cara untuk menekan biaya secara signifikan. Diluncurkan pada 4 Agustus di China, MG4 akan dibanderol mulai dari $11.000 di pasar tersebut, menurut InsideEVs. Bagaimana caranya? Dengan tidak membuat baterai sepenuhnya solid. Baterai yang dikembangkan QingTao Energy ini masih mengandung sekitar 5% elektrolit cair, menghasilkan bentuk gel alih-alih cairan murni seperti pada baterai lithium-ion konvensional. Meski begitu, baterai ini bukan yang terbaik—densitas energinya lebih rendah dibanding baterai Tesla saat ini atau desain semi-solid dari produsen baterai Amerika Factorial.
Terkesan seperti kemunduran, tapi baterai semi-solid punya satu keunggulan: performanya tidak turun di cuaca dingin, kelemahan utama baterai lithium-ion. Baterai baru ini beroperasi penuh hingga suhu -7 derajat Celsius, dan dengan harga segitu, MG4 menjadi pilihan EV harian yang cukup menarik.
Baca juga: Mobil dengan Penyusutan Tercepat—Lebih Hemat Jika Beli Bekas
Metal Block Solid
MG4 hatchback baru dengan baterai semi-solid-state – MG
Baterai lithium-ion konvensional memiliki katoda (bagian bermuatan positif) dan anoda (bermuatan negatif) yang terendam dalam elektrolit cair, memungkinkan partikel bermuatan bergerak dan menciptakan arus listrik. Baterai solid-state menghilangkan cairan sekaligus anoda. Saat diisi, partikel dari blok lithium padat melewati separator keramik dan membentuk anoda sementara. Ketika dinyalakan, partikel anoda mengalir kembali hingga habis.
Desain ini memungkinkan baterai lebih ringkas dan ringan karena tidak perlu membawa anoda. Bobot adalah salah satu kelemahan EV—semakin ringan, jangkauan semakin baik meski kapasitas penyimpanan listrik sama.
Teknologi itu akan segera hadir; selain Mercedes, perusahaan seperti Volkswagen dan Honda juga mengembangkan baterai solid-state. Tapi baterai ini butuh lebih banyak lithium murni, yang jadi masalah karena keterbatasan pasokan. Baterai semi-solid-state adalah titik tengah yang mungkin jadi solusi terbaik untuk sementara waktu. MG ingin membuktikan bahwa ini bisa dilakukan dengan biaya rendah. Jika berhasil, ini langkah besar bagi industri EV.
MG
Ingin info serupa? Bergabunglah dengan newsletter Jalopnik untuk update berita otomotif langsung ke inbox Anda…