Thailand Ajak Kamboja Gelar Perundingan Bilateral, Terbuka untuk Mediasi Regional

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan ke Al Jazeera bahwa dialog langsung dengan Kamboja adalah prioritas sementara bentrokan mematikan masih berlanjut.

Thailand menyerukan penyelesaian damai atas pertempuran perbatasan yang mematikan dengan Kamboja, menyatakan lebih memilih menyelesaikan masalah ini melalui dialog bilateral sambil membuka peluang bagi keterlibatan ASEAN jika diperlukan.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, juru bicara Kemenlu Nikorndej Balankura mengatakan Jumat bahwa situasi di lapangan sedikit membaik meski bentrokan yang pertama kali terjadi Kamis telah menimbulkan korban. “Pertempuran masih berlanjut sejak kemarin, meski situasi hari ini tampak lebih baik,” ujarnya.

Perbatasan sepanjang 818 km antara kedua negara tetangga ini lama menjadi sumber ketegangan, karena keduanya berselisih soal garis batas yang ditetapkan tahun 1907 saat Kamboja di bawah penjajahan Prancis.

Nikorndej menyatakan Thailand telah lama berupaya menjangkau pemerintah Kamboja untuk meredakan ketegangan, yang kerap memicu baku tembak. “Kami selalu bersikukuh ingin menyelesaikan ini secara damai lewat mekanisme bilateral… Sayangnya, pihak Kamboja belum merespons positif.”

Meski bersikeras punya cara penyelesaian bilateral, Thailand tidak menutup pintu bagi mediasi regional. “Kami selalu terbuka untuk dialog… Masih menunggu respons positif dari Kamboja,” kata Nikorndej.

Soal kemungkinan mediasi pihak ketiga, ia menambahkan: “Masih terlalu dini untuk mengatakan kami siap menerima mediasi… Tapi jika ada pihak yang ingin membantu, negara ASEAN paling cocok.”

Malaysia, yang kini memimpin ASEAN, telah menghubungi kedua belah pihak. Nikorndej menegaskan pembicaraan dengan PM Anwar Ibrahim digelar Kamis untuk membahas keterlibatan regional.

Jumat lalu, PM Kamboja Hun Manet menyatakan negaranya mendukung usulan gencatan senjata Anwar, tetapi Thailand menarik dukungannya setelah awalnya menyetujui. Pemerintah Thailand belum memberikan tanggapan.

MEMBACA  Johnson terpilih sebagai Ketua DPR AS dalam pemungutan suara ketat

Minimal 13 warga sipil Thailand dan satu tentara tewas, serta 45 orang terluka termasuk perempuan dan anak-anak seiring eskalasi di perbatasan. “Kami mempertahankan kedaulatan dan rakyat Thailand,” tambah Nikorndej. Kamboja melaporkan satu korban di pihaknya.

Nikorndej menyebut militer Thailand terkena tembakan langsung, memicu eskalasi. Pemerintah membuka tempat pengungsian, mengerahkan tim medis, dan mendistribusikan bantuan bagi warga yang mengungsi.

Kamboja menuduh Thailand pertama kali menembak pada Kamis, memicu pertempuran.

Kamboja pertama kali membawa sengketa perbatasan ini ke Mahkamah Internasional (ICJ) pada 1963. Pada 2011, Kamboja kembali mengajukan gugatan soal Kuil Preah Vihear, situs warisan dunia UNESCO.

ICJ memutuskan mendukung Kamboja dan memberikan kendali atas area sekitar kuil pada 2013.

Namun, pengadilan tidak membahas wilayah sengketa lain, terutama di “Segitiga Zamrud”, kawasan perbatasan Kamboja, Laos, dan Thailand, di mana pasukan kerap bentrok.

Thailand menolak mengakui yurisdiksi ICJ dalam masalah ini. Ketegangan terus berlanjut hingga eskalasi tahun ini.