Jakarta (ANTARA) – Ahli kesehatan dari Griffith University Australia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, pada Jumat menyebutkan empat kriteria penting untuk mengevaluasi Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah berjalan selama enam bulan.
Dalam keterangannya di Jakarta, ia mengatakan program yang diluncurkan awal tahun ini kini menjangkau hampir tujuh juta penerima manfaat—lebih banyak dari total penduduk Singapura yang sekitar enam juta orang.
“Karena program ini sudah berjalan setengah tahun, ini waktu yang tepat untuk evaluasi, dan saya ingin memberikan empat saran untuk pelaksanaannya,” ujarnya.
Pertama, Tjandra, yang menjabat profesor tamu di Griffith University, menekankan pentingnya menilai MBG menggunakan School Nutrition Package Framework dari World Food Program.
Menurut kerangka tersebut, program gizi sekolah harus memenuhi lima komponen: penyediaan makanan bergizi, edukasi gizi, suplementasi, aktivitas fisik, dan penciptaan lingkungan sekolah yang mendukung kebiasaan makan sehat.
Kedua, peran strategis MBG dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) perlu ditinjau, terutama kontribusinya di empat bidang: pengentasan kemiskinan, penghapusan kelaparan, peningkatan kesehatan, dan peningkatan kualitas pendidikan.
Ketiga, aspek kesehatan program ini, terutama jaminan kualitas gizi dan keamanan pangan, perlu dinilai, kata Tjandra.
Ia menekankan pentingnya panduan Isi Piringku untuk gizi seimbang, serta standar keamanan pangan yang ketat dari hulu ke hilir—mulai dari bahan baku hingga penyajian makanan ke anak-anak.
Keempat, kepemimpinan dan manajemen organisasi program, sebagai faktor kunci keberhasilan, harus diperdalam. Hal ini penting mengingat banyaknya pemangku kepentingan yang terlibat—dari pemerintah pusat hingga pelaksana di lapangan.
Tjandra, yang juga Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas YARSI, menyatakan bahwa mengelola program dengan jutaan penerima manfaat membutuhkan koordinasi antarsektor yang kuat dan tata kelola profesional.
“Ini bukan hanya program bermanfaat tapi juga mulia, jadi harus dijalankan dengan dedikasi dan manajemen yang baik,” ucapnya.
Diterjemahkan oleh: Primayanti
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025