Bebas Fiberglass, Bebas Bahan Kimia: Penghalang Api Alami untuk Kasur

Apa persamaan antara kasur dan sekotak korek api? Bukan hanya bentuknya yang sama-sama persegi panjang—keduanya bisa sangat mudah terbakar jika tidak hati-hati. Secara historis, kasur menimbulkan risiko kebakaran yang signifikan, dan masih bisa terjadi jika bahan yang digunakan tidak diperhatikan dengan baik.

Di AS, diperkirakan terjadi 20.800 kebakaran rumah tangga akibat kasur dan perlengkapan tidur yang terbakar karena paparan api antara 1996 dan 1998, menurut FEMA. Saat itu, kebakaran yang melibatkan kasur dan perlengkapan tidur menyebabkan korban jiwa dan luka dua kali lipat dibanding seluruh kebakaran struktur perumahan.

Solusinya adalah penggunaan bahan penghambat api. Meski tidak membuat kasur sepenuhnya tahan api, bahan ini memperlambat penyebaran api dan mencegah tidur berubah jadi manusia obor. Standar federal baru untuk ketahanan api kasur berlaku sejak Juli 2007. Namun, beberapa bahan penghambat api yang digunakan memicu kekhawatiran akan dampak kesehatan, terutama jika kasur tetap terbakar. Apa yang mungkin terhirup atau bersentuhan dengan kulit—dan apakah ada efek jangka panjang? Untuk memahami keamanan kasur dari api, kita perlu mengenal berbagai jenis penghambat api dan kinerjanya.

Fiberglass: Kawan atau Lawan?

Fiberglass lama jadi pilihan utama sebagai penghalang api di banyak kasur. Biasanya ditemukan di penutup kasur atau lapisan dalam tipis bernama “fire sock.” Fiberglass sangat efektif karena tidak terbakar dan titik leburnya sangat tinggi (2.237°F). Bahan ini murah dan mudah diintegrasikan ke kasur.

Tapi fiberglass punya kelemahan serius. Jika serpihannya terhirup atau menyentuh kulit, bisa merusak organ dalam atau kulit. Kesadaran konsumen akan masalah ini meningkat, dan penolakan terhadap kasur berfiberglass marak di media sosial, seperti gelombang postingan di TikTok.

MEMBACA  Seorang Pemain Telah Mengalahkan Mike Tyson dari Punch-Out dalam Waktu Kurang dari 2 Menit untuk Pertama Kalinya

Kasur yang mengandung fiberglass wajib mencantumkannya di label. Namun, label mungkin tidak menyebutkan bahan kimia penghambat api penggantinya. Di sinilah sertifikasi, riset mendalam, dan rekomendasi tester terpercaya jadi krusial dalam memilih produk. WIRED, misalnya, tidak merekomendasikan kasur berfiberglass.

Apa Alternatifnya?

Kami memilih menguji kasur bersertifikasi. Meski sertifikasi seperti CertiPUR-US hanya berlaku untuk busa memori, itu menunjukkan pengalaman tidur lebih aman. Untuk menghindari fiberglass, ada banyak alternatif. Berikut yang umum dalam kasur yang kami uji:

Wol mengandung nitrogen dan air—unsur yang tidak ramah api. Butuh panas ekstrem untuk membakarnya (sekitar 1.060-1.115°F). Bahkan jika terbakar, wol sulit menyala dan mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk membara sebelum api padam. Kasimr dan mohair (dari kambing Angora) juga tahan api alami karena mengandung banyak kelembapan dan akan mengerut seperti wol saat terpapar api.

Rayon berasal dari pulp kayu berbagai tanaman—misalnya, sering ditemukan di sprei bambu. Diklasifikasikan sebagai “serat semi-sintetis” karena memerlukan proses kimia berat untuk diubah dari bubur kertas jadi bahan jadi. Agar tahan api, rayon membutuhkan silika. Saat terkena api, mineral ini membentuk penghalang arang yang menghentikan api. Perlakuan silika juga bisa jadi penghalang api di bahan lain.

Serat sintetis seperti nilon dan poliester berbasis plastik. Singkatnya, mereka butuh panas sangat tinggi untuk meleleh. “Meleleh” adalah kata kunci, karena reaksi pertama saat terpapar api bukan langsung terbakar.

Yang Harus Dihindari

Selain fiberglass, ada beberapa penghambat api lain yang perlu dihindari. Kabar baiknya, sebagian besar sudah dilarang karena alasan kesehatan. Tapi jika ada yang terasa aneh, ikuti insting. Apakah kasur mengeluarkan bau kimia menyengat? Kulit bereaksi? Napas terasa tidak nyaman setelah tidur? Periksa label dan tanyakan ke layanan pelanggan tentang bahan yang digunakan. Tapi jawabannya mungkin tidak lengkap. Sekali lagi, di sinilah sertifikasi bahan sangat penting—karena memastikan produk akhir bebas dari zat berbahaya.

MEMBACA  Lupakan iPad: Saya tidak mengharapkan tablet Android generik ini sebagus yang saya kira

Polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) disebut “bahan kimia abadi” karena begitu masuk tubuh, mereka menetap permanen. Meski efektif menghambat api, paparan jangka panjang bisa menyebabkan gangguan neurologis dan hormonal. Penggunaannya di kasur hampir dihentikan.

Decabromodiphenyl oxide (DecaBdE) mirip PBDEs—tidak mudah keluar dari tubuh. Meski dilarang sejak 2013, zat ini pernah dipakai di kasur, tekstil, dan plastik. Akumulasi jangka panjang bisa berakibat seperti PBDEs: gangguan reproduksi, tiroid, saraf, dan hati.